Tarekat dan Suluk
Sekedar tambahan:
1. Mgp Abu Hasan Asy Syadzili tdk
menuliskan ajaran2nya. Hal ini sifatnya subyektif dan tdk kmd hrs ditulis.
Umumnya yg menuliskan biasanya para muridnya. Hal yg wajar dalam dunia guru
murid. Ajaran2 atau doadr Abu Hasan Asy Syadzili justru dikumpulkan oleh Syekh
Athoillah Assakandari. Bukan oleh muridnya syekh Abu Hasan Asy Syadzili yakni
Abul Abbas. Melalui Syekh Athoillah tarekat ini kmd berkembang hingga ke
Maghrib dan ke Nusantara melalui pendiri kerajaan Cirebon(Sunan Gunungjati).
Kmd bgm posisi tarekat dalam islam. Tarekat dlm Islam justru sangat penting krn
Krn utk menghidupkan Ihsan yg merupakan ujung tombak terdalam
(iman-islam-ihsan). Tarekat bukanlah agama hanyalah metode sufiyyah utk
mencapai inti terdalam dlm ber Islam.
2. Mgp kita tdk boleh mengamalkan dzikir/
hizb tertentu tanpa adanya ijazah. Sbnrnya amalan ygtdk terpantau oleh seorg
guru yg lulus uji Ruhani pasti akan sangat rawan jk dlm perjalanan amalan tsb
ada berbagai ujian yg pengamalnya tdk paham dpt mjdkan lepas kendali (tdk kuat)
aspek rasanya dan aspek akalnya. Maka dr itu diperlukan guru pendamping utk sll
mengontrol. Jk sdh dikasih ijazah oleh guru dan murid tsb mjdtdk kuat hg
linglung mk kewajiban tugas ada guru tsb. Hal ini juga menunjukkan jk berkejadian
berarti guru tsb tdk paham ukuran jiwa (kekuatan hati+akal+mental/nilai raga
muridnya/asal2an). Ijazah itu mestinya tdk pukul rata melainkan disesuaikan dgn
kelebihan dan kekurangan msg2 pribadi murid2nya. Sifat ammah (umum) akan
beresiko jk diterapkan pd kekhususan Krn akan merusak kejelian terdalam.
3. Mengkhayal Syeikh dan dzikirnya itu
bagaimana lebih jelasnya saya kurang paham. Sbnrnya yg dimaksud dlm tarekat tdk
kpd arti leterlek khayal. Nmn lbh kpd pembayangan sj utk menghubungkan
pertalian ruhani sj (menjaga kontak) sj. Hal spt ini juga tentunya tdk asal2an
artinya agar tdk lalai dr tugas dr gurunya. Jika guru tsb peka mk dibayangkan
(dilempar angin) oleh muridnya mestinya sdh paham siapa2 yg membayangkan
dirinya dr muridnya (jejak ruhaninya tercium). Namun jk tdk menemukan hal tsb
mk akan rawan Krn koreksi setiap saat di depannya dan di belakangnya mjd ada yg
hilang.
Petunjuk dari-Nya pastilah memiliki ukuran
cahayanya bening (dinamis/murni)/asli tdk tebal (ada penggumpalan/hasil cahaya
tirakatan/ibadah seseorg). Sholat istikharah msh bs dijebak oleh kesalahan dr
pelakunya sendiri sekalipun berkali-kali Krn sblm sholat istikharah jk ia
membela mimpinya / memaksa mimpi utk spt keinginannya adl justru mjd perusak
mimpi. Keraguan akan sll muncul jk dgn pola dmk. Mimpi yg benar adl pasti ada
sisa cahaya (berkas) yg tertinggal di tubuh setelah bangun dari tidurnya (mimpi
yg benar) dan jk tdk ada pastilah itu sekedar bunga tidur sj. Kmd terjemah
mimpi yg benar pun bkn disesuaikan gambar mimpi tapi seberapa kuat nilai berkas
yg tertinggal itu. Menterjemahkan mimpi leterlek adl suatu kekeliruan. Yg
terbaik adl jk ada pilihan semisal mk pelajari keinginan tsb dr berbagai sumber
informasi scr dr terdekat hingga tejauh. Semisal py pilihan ganda 2 org mk cari
org2 terdekat dan terpercaya (bisa kerabatnya/teman terdekatnya, dst) mrk dan
galilah informasi msg2nya dan dianalisa. Kmd utk menghilangkan ragu bs diatasi
dgn doa. Doa akan menghilangkan keraguan 10% (termasuk dgn sholat istikhoroh).
90% adl berusaha di lapangan dgn cermat melalui ilmu yg dikelola dr berbagai
sudut.
Comments
Post a Comment