Surat An-Naml ialah surat diurutan ke 27 setelah surat Asy-Syu'ara dan sebelum Surat Al-Qasas. Surat ini terdiri dari 93 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Dinamakan Surat An-Naml (semut) karena lembah An-Naml didalamnya serta nasehat seekor semut lembah agar semut lainnya memasuki lubang sarang mereka sehingga tidak terinjak kaki dari pasukan Nabi Sulaiman 'Alaihi Wassalam tetapi Nabi Sulaiman 'Alaihi Wassalam mengerti ucapan tersebut sebab telah diajari bahasa burung dan binatang oleh Allah sehingga hanya tertawa dan berdoa agar diberi ilham (petunjuk) untuk bersyukur kepada-Nya atas apa yang telah Dia anugerahkan.
Surat ini menyeru agar kita bersegera menuju iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai Rabb yang tiada sekutunya, mengimani hari kebangkitan sebagai jalan keadailan Allah kepada ciptaannya, serta seruan menjadikan Al-Quran sebagai pelita dan petunjuk hidup manusia didunia untuk kehidupan yang kekal di Akhirat.
Adapun Khasiat atau fadilah dari surat ini diantaranya kekebalan, tidak dapat dicederai oleh senjata saat perang atas izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta mengusir jin, setan atau makhluk halus lainnya agar rumah aman dari mereka.
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّا نَ يُبْعَثُوْن
بَلِ ادّٰرَكَ عِلْمُهُمْ فِى الْاٰ خِرَةِ ۗ بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْهَا ۗ بَلْ هُمْ مِّنْهَا عَمُوْنَ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. "Bahkan pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). Bahkan mereka ragu-ragu tentangnya (akhirat itu). Bahkan mereka buta tentang itu." (QS. An-Naml Aya65-66)
Penjelasan tambahan di surat Al-An'am ayat 59 berbunyi:
bukti kenabian Muhammad dengan Al-Quran terdapat pada surat An-Naml ayat 76-81 yang berbunyi:
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ يَقُصُّ عَلٰى بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اَكْثَرَ الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
وَاِ نَّهٗ لَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
اِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ بِحُكْمِهٖ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُ
فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّكَ عَلَى الْحَـقِّ الْمُبِيْنِ
اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَآءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ
وَمَاۤ اَنْتَ بِهٰدِى الْعُمْيِ عَنْ ضَلٰلَتِهِمْ ۗ اِنْ تُسْمِعُ اِلَّا مَنْ يُّؤْمِنُ بِاٰ يٰتِنَا فَهُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: "Sungguh, Al-Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari (perkara) yang mereka perselisihkan."
"Dan sungguh, (Al-Qur'an) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
"Sungguh, Tuhanmu akan menyelesaikan (perkara) di antara mereka dengan hukum-Nya, dan Dia Maha Perkasa, Maha Mengetahui."
"Maka bertawakallah kepada Allah, sungguh engkau (Muhammad) berada di atas kebenaran yang nyata."
"Sungguh, engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dapat mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka telah berpaling ke belakang."
"Dan engkau tidak akan dapat memberi petunjuk orang buta dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri." (QS. An-Naml Ayat 76-81).
ini adalah kekuatan hati nabi Muhammad untuk memperlihatkan agam sebagaiman mestinya. Allah memerintahkan RasulNya untuk bertawakkal kepada-Nya dan berpaling dari apa pun selain Dia. Sebab Rasul ada dalam kebenaran yang nyata, sedangkan yang lain ada dalam kebatilan. fuga karena tidak ada harapan dan yang diinginkan dari topangan orang-orang musyrik, tidak pula dalam hal penerimaan mereka terhadap dakwah kebenaran.
Kemudian Allah menyebutkan kaidah umum mengenai perjalanan dakwah kepada Nabi. tidak dalam kemampuanmu menciptakan keimanan di hati mereka. Kamu tidak bisa membuat orang mendengar kecuali orang yang siap untuk menerima kebenaran yang siap untuk beriman kepada ayat-ayat Allah, yang diciptakan untuk bahagia. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas dalam tauhid. Adapun orang kafir yang menentang, berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak ada harapan akan keimanannya.
Comments
Post a Comment