Komunitas Relawan Kemanusiaan

 

Mohamad Amarudin

MMohamad Amarudin

Mahasiswa Tassawuf dan Psikoterapi

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora

Universitas Islam Negeri (UIN)) Walisongo Semarang

E-mail: mohamadamarudin22@gmail.com

Nomor: 082328751357

Abstrak - Pada tahun 2022, banjir Rob  setinggi 30cm-1,5  meter terjadi di Tanjung Emas, Semarang karena tanggul jebol . Aktor yang berperan di dalamnya adalah sukarelawan PMI kota Semarang, Korps Sukarela PMI unit Universitas di Semarang dan Tenaga Sukarela PMI Kota Semarang yang terorganisir dengan baik untuk mengatasi banjir Rob yang menjadi bencana langganan di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan metode kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peran relawan pada tanggap darurat bencana banjir di Tanjung Emas dan menganalisis efektivitas perannya dari tiga aspek yaitu kemampuan, pengetahuan dan motivasi. Hasil dari penelitian ini, pertama, faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor pendukung dalam mempengaruhi peran relawan pada penanganan banjir di Tanjung Emas tahun 2022 yaitu Semangat kaum muda sebagai relawan, seperti sifat-sifat yang berempati kepada korban bencana, ingin diakui, dihargai, dipercayai dan mendapatkan pengalaman baru untuk eksistensinya dan karakter ini diinginkan oleh para kaum remaja untuk mendapatkan kesempatan dalam mengasah keterampilan, ilmu pengetahuan dan berorganisasi, maka para relawan tersebut perlu ditampung dalam wadah organisasi dan bila diorganisir dengan baik, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penanggulangan bencana serta dapat menangani kendala yang dihadapi. Kedua, peran para relawan pada tanggap darurat banjir rob Tanjung Emas Semarang tahun 2022 cukup efektif dalam melaksanakan penyelamatan korban manusia yang didukung oleh adanya kemampuan teknis para sukarelawan PMI kota Semarang. Kemampuan konseptual dan kemampuan sosial para relawan kemanusian cukup efektif dalam penanganan bencana Tanggap darurat; Pengetahuan tentang penanggulangan bencana para relawan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman; dan motivasi yang positif untuk menolong,mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta dapat bermanfaat bagi korban terdampak yang mengerahkan seluruh keterampilan, tenaga dan waktu untuk penyelamatan korban.

Kata Kunci: Efektivitas, Peran Relawan Banjir, Penyelamatan.

Pendahuluan

Bencana alam telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang datang tanpa diduga kapan, dimana dan bagaimana terjadinya serta menjadi ancaman nirmiliter bagi setiap negara. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi setiap tahun di Indonesia, khususnya di Semarang. Banjir yang terjadi membentuk suatu peristiwa yang berkala atau periodisasi dalam waktu 100 tahun, 50 tahun, 20 tahun, 10 tahun dan sekarang telah menjadi siklus 5 tahunan. BPBD Kota Semarang yang menyebutkan banjir Rob di daerah Semarang pada tahun 2022 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Hujan yang mengguyur menjadi salah satu penyebabnya selain dari Banjir Besar didaerah Terboyo  tahun 2021 sekitar 3 hari baru bisa surut dengan upaya berbagai pihak baik PMI,BPBD, Badan Sar dan lain sebagainya.

LAPORAN SITUASI PMI KOTA SEMARANG

Kejadian Bencana

Banjir rob

Lokasi

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Waktu Kejadian

Senin, 23 Mei 2022 pukul 14.00 WIB

Update                

Senin, 23 Mei 2022  pukul 16.30 WIB

 

 

 

Pemerintah membutuhkan dukungan internasional

: TIDAK

 

 

Gambaran Umum Situasi

Pada hari Senin tanggal 23 Mei 2022 pukul 14.00  bertempat di Kawasan Lamicitra Pelabuhan Tg Emas Semarang telah terjadi tanggul jebol penahan air laut yang mengakibatkan banjir di Kawasan Pelabuhan Tg Emas Semarang. Adapun penyebab tanggul jebol diakibatkan rob yang besar sehingga tanggul penahan air laut di kawasan Lamicitra tidak mampu menahan air laut yg cukup besar.

Posko PMI Kota Semarang mendapatkan informasi tersebut dari beberapa sumber grup, kemudian menugaskan 2 Personil dengan 1 unit mobil guna assesment.

 

 

 

Keterangan Akses menuju Lokasi

Akses menuju lokasi hanya dapat dilalui menggunakan perahu karet dan mobil roda 4 (off road) karena ketinggian banjir  80cm.

 

 

 

DAMPAK

DAMPAK

JenisLapsit :

Tanggal : 23-05-2022

Lapsit-Awal

 

 

KorbanTerdampak

 

KK

-

Jiwa

 

-

 

KorbanJiwa/Luka/Mengungsi

 

Luka berat

 

-

 

Luka ringan

 

-

 

Meninggal

 

-

 

Hilang

 

-

 

Mengungsi

-

 

 

 

 

 

 

Kerusakan Rumah

 

Rusak Berat

 

-

 

Rusak Sedang

 

-

 

Rusak Ringan

 

-

 

 

 

Kerusakan Fasilitas Sosial/Umum

 

Sekolah

 

-

 

Tempat Ibadah

 

-

 

Rumah Sakit

 

-

 

Pasar

 

-

 

GedungPemerintah

 

-

 

Lain-lain

 

-

 

 

 

Kerusakaninfrastruktur

 

 

 

Pengungsian

 

NamaLokasi, Kel, Kec

KK

Jiwa

L

P

<5

>5≤18

>18

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MobilisasiSumberDaya PMI

Personil

 

 

Lapsit-Awal

 

Pengurus

 

-

 

StafMarkasKab/Kota

 

1

 

StafMarkasProvinsi

 

-

 

StafMarkasPusat

 

-

 

Relawan PMI Kab/Kota

 

1

 

Relawan PMI Provinsi

 

-

 

Relawan lintas Provinsi

 

-

 

SukarelawanSpesialis

 

-

 

PersonilBantuanTeknis/Ahli/Spesialis (TSR)

 

Medis

 

-

 

Paramedis

 

-

 

Relief

-

 

 

Logistics

-

 

 

Watsan

-

 

 

IT-Telekom

 

-

 

Sheltering

 

-

 

 

AlatUtamaSistim TDB

 

Kend. Ops

 

1

 

 

Truk tanki

 

-

 

Double Cabin

 

-

 

Alat DU

 

-

 

Ambulans

 

-

 

Alat Watsan

 

 

 

Motor

 

-

 

Alat PKDD

 

 

 

Gudang

lapangan

 

 

 

 

Alat IT/Tel lapangan

 

-

 

Perahu Karet

 

-

 

Viar

 

-

 

 

 

 

 

Giat PMI

Rapid Assesment

 

 

Giat

Pemerintah

 

BPBD (Pemantauan dan Evakuasi)

 

 

 

 

Kebutuhan

Evakuasi warga terdampak 

 

 

 

Hambatan

Nihil

 

 

Personil yang bisa dihubungi

 

NamaLengkap

Posisi

Kontak

 

Sri Djatmiko

Ka. Sub Bid. PB

0813 2947 7887

Ahmad Habib

Staf PB

0852 9056 5156

 

 

 

 

 

 

 

Petugas Posko

NamaLengkap

Kontak

Hafshah Lailatul Iffat

0822 4351 4849

Ilham Febrianto

0896 6837 3717

 

Pada umumnya dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana tidak efektif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya koordinasi yang masih lemah, tidak adanya pedoman atau SOP, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan keterbatasan sarana dan prasarana serta peralatan yang mendukung. Isu-Isu relawan di lapangan dalam penanggulangan bencana antara lain munculnya egosentris antar organisasi induk relawan, meningkatnya relawan yang tidak terorganisir dan tidak terampil serta lemahnya pemahaman peran relawan penanggulangan bencana, antara lain pengkajian cepat terhadap lokasi, pencarian, penyelamatan dan evakuasi warga masyarakat yang terkena bencana, penyediaan dapur umum, pemenuhan kebutuhan dasar, penyediaan tempat pengungsian atau hunian sementara, pendampingan psikososial korban bencana dan kegiatan lain terkait kedaruratan . Oleh karena itu peneliti memilih lokasi penelitian di Tanjung Emas, Semarang yang disebabkan oleh banyaknya organisasi sosial masyarakat yang membantu dalam pemberitaan di media massa sehingga peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perannya dan apakah relawan dari dua organisasi yang diteliti melakukan perannya sangat efektif, cukup efektif atau kurang efektif dalam penanggulangan bencana banjir tahun 2022.

Permasalahan yang dihadapi para relawan dalam menangani bencana banjir Jakarta antara lain relawan tidak dibekali peralatan yang mencukupi dan dalam menjalankan perannya belum dilengkapi SOP yang cukup sehingga perannya dalam penyelamatan korban bencana seperti evakuasi, distribusi makanan dan masalah penanganan kesehatan yang tidak lancar disebabkan kurang tenaga professional di bidang kesehatan ataupun obat-obatan yang kurang mendukung dan dukungan logistik serta peralatan yang tidak tepat pada tempatnya, jumlah, kebutuhan dan sasaran berdasarkan skala prioritas sehingga peran relawan dalam manajemen logistik belum maksimal dilakukannya. Efektivitas sistem logistik dan peralatan ini sangat dipengaruhi oleh sistem informasi dan pengendaliannya yang didukung oleh antara lain kemampuan infrastruktur dan ketersediaan serta jumlah alat transportasi .

Adapun untuk pembahasan penelitian ini, peneliti mengidentifikasi permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di wilayah Semarang tahun 2022?

2. Bagaimanakah efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir Semarang dalam rangka penyelamatan korban manusia di Tanjung Emas tahun 2022?

 Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan yaitu:

1. Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di wilayah Semarang 2022.

2. Menganalisis efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir Semarang dalam rangka penyelamatan korban manusia di Tanjung Emas tahun 2022.

 

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldafia (2014), yang terdiri dari kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data . Data primer diperoleh dari hasil metode wawancara dari para informan dan narasumber yang menjadi subyek penelitian. Data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau dari sumbersumber yang sudah ada. Data sekunder yang diperlukan adalah data terkait banjir Rob Tanjung Emas Semarang, data jumlah korban yang terdampak dan mengungsi, data organisasi yang mengerahkan relawannya pada saat banjir terjadi, data jumlah relawan yang terjun langsung ke lapangan wilayah Jakarta dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan pada saat itu sehingga peran relawan penanggulangan bencana dapat melakukan penyelamatan korban manusia. Data-data tersebut dapat diperoleh dari jurnal, artikel, buku-buku dan data lain yang relevan melalui BNPB, organisasi relawan yang terkait dan BPBD Semarang, sedangkan untuk referensi bacaan akan didapatkan dari perpustakaan dan internet.

 

Hasil dan Pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Relawan Penanggulangan Bencana Pada Tanggap Darurat Banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang 2022 Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana8 . Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah tetapi dunia usaha dan masyarakat dapat berperan dalam berbagai bentuk kerelawanan dalam membantu pemerintah dan pemerintah daerah. Peneliti fokus pada masyarakat yang bergabung pada organisasi relawan penanggulangan bencana, yaitu PMI Kota Semarang (Markas), Korps Suka Rela PMI Unit Universitas Di Semarang danTenaga Sukarela PMI Kota Semarang. Berikut pembahasan faktor internal dan faktor eksternal yang menjadi modal utama relawan penanggulangan bencana dari kedua organisasi relawan dalam melakukan perannya pada tanggap darurat banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang Tahun 2022:

· Faktor Internal Faktor internal berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi 8 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. keaktifan seseorang untuk berperan pada suatu kegiatan, dalam hal ini adalah penanggulangan bencana. Berdasarkan penuturan para informan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa faktor-faktor internal tersebut meliputi:

Kekuatan

1) Niat atau Intensi Niat atau Intensi merupakan awal dari suatu keinginan untuk bertindak. Pada konteks bencana, tiga orang informan mengatakan niat mereka yang menjadikan mereka sebagai relawan sehingga mereka turut serta dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana bersama pemerintah. Hal ini menjadi dasar mereka berperan untuk membantu dan menolong dalam rangka penyelamatan korban bencana banjir di wilayah Tanjung Emas 2022.Terkait teori intensi dari Wijaya, 2008, intensi adalah kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu . Pada teori planned behavior dari Fishbein dan Ajsen, 1985 diyakini bahwa faktor-faktor seperti sikap, norma subjektif akan membentuk minat seseorang dan selanjutnya akan berpengaruh pada perilaku. Oleh karena itu, seseorang memiliki niat atau intensi akan sesuatu pasti disebabkan antara lain karena keinginan untuk terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, kesempatan untuk menyalurkan minat, bakat dan hobi sehingga dapat mengerjakan yang disukai.

Menurut Ajzen (1991), intensi atau niat diasumsikan menangkap faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Faktor-faktor itu adalah seberapa keras orang bersedia berusaha, seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk dikerahkan dalam berperilaku. Semakin kuat intensi untuk terlibat dalam suatu perilaku, maka semakin besar kemungkinan kinerjanya . Intensi atau niat dalam penetian ini bahwa relawan penanggulangan bencana memandang melakukan sesuatu perbuatan itu positif dan mereka percaya bahwa orang lain membutuhkan mereka untuk melakukan Burhanudin, “Aplikasi Theory Of Planned Behavior Pada Intensi Mahasiswa Untuk Berwirausaha”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 6, No.1. 2015. perannya dalam penanganan darurat. Jadi niat dari seorang relawan atas kemauan sendiri atau tanpa paksaan untuk melaksanakan penanggulangan bencana untuk mencapai tujuan penyelamatan korban manusia dari bencana. Hal ini dirasakan oleh masyarakat di wilayah Tanjung Emas Semarang, dengan adanya relawan penanggulangan bencana sangat bermanfaat dalam penyelamatan korban terdampak (Bapak Didik, komunikasi personal,2022).

2) Usia

Pada umumnya relawan penanggulangan bencana dari kedua organisasi relawan yang diwawancarai telah berusia lebih dari 20 tahun dan dibawah usia 60 tahun pada tahun 2014. Suheri mengatakan dalam berperan pada penanggulangan bencana, usia mempengaruhi dalam bertindak. Semakin muda usia relawan maka semakin labil atau mudah goyah seseorang melakukan tindakan dan berkomitmen dalam penanggulangan bencana ini yang dapat membahayakan bagi relawan tersebut (komunikasi personal, 19 Januari 2017). Euis Komalasari juga mendukung pernyataan dari Suheri bahwa relawan PMI yang berusia muda (PMR) biasanya diperbantukan pada pekerjaan yang sederhana dan ringan, antara lain membungkus makanan siap saji di dapur umum dan membantu persiapan alat bermain pada saat PSP. KSR di PMI dibatasi maksimal umur sampai dengan 35 tahun (Bapak Didik, komunikasi personal,2022).

Idris mengatakan bahwa banyak para relawan penanggulangan bencana saat itu masih relatif muda seperti orang yang sedang kuliah pada semester akhir. Sedangkan koordinatornya pasti lebih tua dari mereka (Bapak Didik, komunikasi personal,2022). Selain itu, Renawati pernah berbincang-bincang dengan salah satu relawan di tempat pengungsian. Salah satu alasan berkeinginan menjadi relawan adalah karena relawan tersebut masih berusia muda dan tenaganya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan serta beliau berusaha berkomitmen pada organisasi yang menaunginya (Bapak Didik, komunikasi personal,2022). Wade dan Tavris (2007), usia sangat erat kaitannya dengan perkembangan individu namun tingkatan usia belum tentu menandakan tingkat perkembangan individu . Usia berpengaruh pada peran seorang relawan penanggulangan bencana. Biasanya seseorang memiliki minat dan berkomitmen sebagai relawan beranjak pada usia lebih dari 20 tahun, karena pada masa itu sudah mantap dan stabil serta mempunyai pendirian tertentu. Hal ini beberapa relawan MDMC,MRI yang bergabung pada usia lebih dari 20 tahun dan mereka biasanya menjelang akhir semester, sehingga mereka meluangkan waktunya untuk hal-hal positif dan mencoba langsung terlibat dalam bidang penanggulangan bencana meskipun belum mempunyai atau mempunyai sedikit pengalaman (Bapak Didik, komunikasi personal,2022). Goolsby (1992) menjelaskan bahwa kedewasaan seseorang dapat dilihat dari usia seseorang yang merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi kemampuan, pengetahuan, tanggungjawab seseorang dalam bertindak, berpikir serta mengambil keputusan karena terbiasa menghadapi persoalan yang muncul ditempat kerja, sehingga mereka lebih mampu melakukan adaptasi dengan permasalahan yang muncul . Oleh karena itu, pengambilan keputusan cenderung lebih efektif ketimbang pekerja yang berusia muda. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa usia relawan diatas 20 tahun sudah dapat menentukan jati diri dan berkomitmen pada organisasinya dan usia sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peran relawan penanggulangan bencana.

3) Waktu Pengelolaan waktu merupakan hal sangat penting. Time Management adalah tindakan dan proses perencanaan dan pelaksanaan kontrol sadar atas sejumlah waktu yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, khususnya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Waktu adalah sumber daya yang pasti namun dengan mudah bisa berlalu tanpa bisa kembali untuk digunakan pada kesempatan berikutnya . Berdasarkan penuturan dari 4 informan yang menyatakan bahwa meluangkan waktu untuk kegiatan positif merupakan kesempatan yang bernilai dan tidak semua orang dapat merasakan hal yang sama, namun dengan meluangkan waktu untuk penanggulangan bencana berkaitan dengan pekerjaan atau mata pencaharian dari relawan tersebut. Informan yang menyebutkan memiliki waktu luang merupakan mahasiswa semester akhir dan pengurus organisasi relawan sehingga waktunya dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan yang berkaitan murni dari diri sendiri. Para relawan rela dengan meluangkan waktunya agar dapat berperan lebih efektif untuk penanganan darurat dalam rangka penyelamatan korban bencana.

4) Jenis Kelamin

Peneliti menganalisis dari wawancara para informan, rata-rata relawan penanggulangan bencana yang bekerja dengan membutuhkan tenaga ekstra, yaitu berjenis kelamin pria, seperti evakuasi, memasak pada dapur umum, tim ambulan dan pendistribusian logistik, namun bukan berarti relawan wanita tidak dapat melakukan apa yang dilakukan relawan pria tersebut. Adapun relawan wanita yang membantu di dapur umum untuk memasak ataupun menyiapkan bumbu masakan, mendistribusikan bantuan dan tim medis tetapi tidak sarankan untuk evakuasi. Anny Isgiati mengatakan bahwa relawan untuk evakuasi adalah pria, jarang sekali tim evakuasi relawannya wanita karena membutuhkan tenaga yang kuat. Jadi jenis kelamin merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perannya dijalankan dengan baik atau tidak (komunikasi personal, 4 Januari 2017). Setelah melihat dari uraian di atas, faktor lainnya yang dapat mempengaruhi peran relawan adalah komitmen dengan organisasi relawan dan kenyamanan pada pihak manajemen, ikhlas dan bertanggung jawab dan mendapatkan kepercayaan sehingga adanya loyalitas terhadap penanganan darurat serta memiliki pengetahuan penanggulangan bencana dan keterampilan dapat mendukung perannya.

 

Kelemahan Kelemahan dari masing-masing relawan yang dapat mempengaruhi perannya adalah mudah terbawa dengan suasana, tidak fokus pada sekitarnya, memilih teman dalam pelaksanaan tugasnya sebagai relawan dan insomnia sehingga dapat mengganggu tingkat keaktifan relawan tersebut. Pada umumnya relawan tidak memiliki Alat Pelindung Diri atau APD dan hanya memiliki tenaga, keterampilan dan pengetahuan. Ketidakmampuan memiliki APD dapat membahayakan dirinya. Kelemahan lainnya adalah faktor ketidakmampuan dalam ekonomi yang menyebabkan pertolongan kepada para korban kurang maksimal. Hal ini didukung oleh Alfando (2013) yang menyatakan bahwa tidak adanya penunjang dana untuk melakukan aktifitas relawan menjadi suatu masalah yang mengakibatkan peran relawan tidak efektif atau tidak dilakukan secara maksimal. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki relawan tersebut dapat dikendalikan karena mereka bertanggung jawab atas perannya sebagai relawan penanggulangan bencana. Hal ini dapat diartikan relawan rela atau ikhlas dalam mengorbankan nyawanya sendiri.

 

· Faktor Eksternal

Penuturan para informan faktor eksternal berupa peluang dan kendala yang mempengaruhi perannya pada saat banjir rob di wilayah Tanjung Emas 2022adalah para relawan memperoleh peluang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, semakin banyak bantuan yang diberikan ke organisasinya semakin banyak bantuan yang diberikan ke para korban bencana dan peluang mendapatkan jaringan yang luas Anny Isgiati mengatakan peluang untuk relawan dari kejadian bencana yaitu para relawan dapat mengasah keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan mereka mendapatkan pengalaman baru selama terlibat dalam penanganan banjir. Menurut Euis Komalasari peluang yang dapat diberikan oleh organisasi yang menaungi adalah pelatihan yang berjenjang dan mendapatkan kesempatan untuk berkarir.

Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi para relawan adalah terkadang peralatan dan perlengkapan yang tidak lengkap pada evakuasi, masyarakat yang sulit untuk dievakuasi sehingga akan menyulitkan para sukarelawan apabila terjadinya kenaikan air yang semakin tinggi dan arus yang deras untuk mengevakuasi warga yang sulit dievakuasi tersebut atau mendistribusikan makanan ke rumahrumah warga tersebut, komando yang terkadang tidak sama antara komandan relawan dan komandan di lapangan sehingga menyebabkan para relawan sering mengalami kebingungan dan sulitnya koordinasi karena tidak dihargainya seorang relawan oleh pihak-pihak tertentu. Mekanisme koordinasi yang masih belum sempurna sehingga masih adanya keegoisan antar organisasi relawan.

Menurut Sunarti, faktor eksternal yang mempengaruhi peran serta relawan berasal dari semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program (penanggulangan bencana). Pengaruh disini merupakan kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh stakeholder atas program sehingga para relawan memperoleh peluang kekuatan dari stakeholder, yaitu organisasi induknya. Kendala - kendala yang dihadapi juga berasal dari luar lingkungan yang sulit dikendalikan oleh relawan itu sendiri sehingga berpengaruh juga terhadap perannya.

 

Peran Relawan Penanggulangan Bencana Pada Tanggap Darurat Banjir Rob Tanjung Emas Semarang 2022

Berdasarkan penuturan dari para informan, dapat disimpulkan bahwa peran relawan PMI Kota Semarang sesuai dengan keterampilan atau spesialisasi yang dibutuhkan pada saat banjir rob Semarang, khususnya di Tanjung Emas Semarang dengan menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku dan mendapatkan haknya meskipun tidak semua hak dapat diperoleh namun mereka mampu berperan dengan baik. Peran mereka dibutuhkan dalam penanganan bencana sehingga dapat mencapai tujuan organisasi yang diharapkan terutama dalam rangka penyelamatan korban manusia dan para relawan memperoleh apresiasi dari organisasinya dan masyarakat. Gugus Tugas sukarelawan PMI Kota Semarang adalah tim evakuasi, ambulan atau tim medis, dapur umum, logistik dan pendistribusian, shelter atau tempat pengungsian dan psychosocial support (PSP).

Uraian peran relawan dari kedua organisasi, pada umumnya korban manusia pada saat banjir membutuhkan pertolongan sehingga para relawan melakukan perannya SAR atau evakuasi. Pada pengevakuasian, para korban langsung diarahkan ke tempat yang lebih aman (pengungsian), disinilah para relawan mendata para korban, baik data keluarga, kebutuhan maupun kesehatan. Setelah diketahui kebutuhan dasar untuk para korban maka peran relawan logistik dapat mendistribusikan logistiknya ke titik-titik pengungsian. Jika para korban mengalami keluhan kesehatan maka relawan medis melakukan pertolongan dan relawan psikososial memberikan bantuan kepada korban yang mengalami kesulitan-kesulitan emosional dan perilaku sebagai akibat dari bencana, agar dapat menguasai diri kembali dan berfungsi secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar.

Efektivitas Peran Relawan Penanggulangan Bencana Pada Tanggap Darurat Banjir di Tanjung Emas Tahun 2022 Berdasarkan penuturan para informan yang telah diuraikan, menunjukkan bahwa informan menyadari bahwa peran relawan merupakan aktor yang dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana. Peran relawan telah dibahas pada pembahasan yang menghasilkan bahwa mereka berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, namun apakah peran mereka efektif atau tidak maka diketahui terlebih dahulu arti efektivitas menurut Handoko, yaitu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menurut Gibson, mendefinisikan efektivitas sebagai pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama.

Peneliti menggunakan teori dari Habe (2008) dalam mengukur efektivitas pada peran relawan penanggulangan bencana, yaitu kemampuan dan pengetahuan serta 1 variabel motivasi kerja yang juga mempengaruhi efektivitas kerja dari teori Gie. Berikut ini 3 variabel yang mempengaruhi efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang dalam penyelamatan korban manusia di Tahun 2022.

Kemampuan Kemampuan dari seorang relawan dapat diketahui oleh dirinya sendiri dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai suatu tujuan. Pernyataan tersebut dapat dikaitkan dengan pendapat dari Robbins dan Judge (2008) bahwa kemampuan merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan yang dimiliki oleh relawan PMI Kota Semarang berawal dari minat mereka, sehingga organisasinya memberikan perintah atau tugas sesuai dengan minatnya. Oleh karena itu para relawan dapat menjalankan tugasnya dengan senang hati tanpa ada beban dan dapat mencapai tujuan organisasinya., mereka dapat melakukan beberapa tugas untuk membantu korban yang terdampak walaupun relawan yang terlibat tidak terlalu banyak namun tetap memiliki tujuan yang sama.

Sebagian besar informan mengaku tugas yang mereka laksanakan bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana dengan berarti usaha mereka berhasil. Menurut para informan keberhasilan disebabkan karena dilaksanakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tugasnya. Seperti kemampuan kerja menurut Blanchard dan Hersey, yaitu suatu keadaan diri pekerja secara sungguh-sungguh berdaya guna dan berhasil guna dalam bekerja sesuai bidang pekerjaannya dan beberapa indikator yang mempengaruhi kemampuan kerja, yakni kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan sosial . Indikator tersebut dapat dipahami oleh sebagian besar para relawan, namun pada prakteknya, kegiatan penanggulangan bencana tidak dapat diimplementasikan secara keseluruhan karena kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi dari sarana-prasarana sampai dengan berhadapan dengan masyarakat. Berkaitan dengan kemampuan pada pelaksanaan tugas dalam penanggulangan bencana, para relawan selalu berusaha agar dapat. mencapai tujuan organisasi dengan cepat dan tepat sasaran.

 

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan alami dari minat dan pengalaman para relawan mempengaruhi efektivitas dalam suatu peran karena mereka menyelesaikan pekerjaan cepat dan tepat sasaran dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu penyelamatan korban manusia pada bencana banjir di wilayah Tanjung Emas tahun 2022. Dengan demikian, menurut peneliti relawan PMI Kota Semarang, Korps Suka Rela Universitas Di Semarang dan Tenaga Suka Rela PMI Kota Semarang melaksanakan perannya sesuai dengan bidangnya sehingga mereka lebih mampu dalam penguasaan peralatan, prosedur kerja dan memahami peraturan tugasnya dibandingkan relawan yang berperan dengan banyak tugas tetapi mereka tidak fokus dan kurang terarah pada tugasnya yang dikarenakan kendala pada sedikitnya SDM dan peralatan yang kurang memadai dan mencukupi.

Pengetahuan Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan berpengaruh yang kuat terhadap kualitas kemampuan yang dihasilkan dalam bertugas sehingga tujuan organisasi dapat tercapai . Hasil penelitian yang telah dilakukan mempunyai hasil yang sejalan dengan penelitian dari Putra, dkk (2014) dimana hasil yang diperoleh menyatakan bahwa pengetahuan didapat oleh para relawan melalui pendidikan dan pelatihan yang difasilitasi oleh PMI Kota Semarang, namun pengalaman yang dimiliki para relawannya belum banyak, karena mereka dilihat dari segi usia masih muda dan bergabung sebagai relawan belum lama (2 sampai 5 tahun) dan loyalitasnya setelah lulus yang sering melupakan janjinya setelah dilantik. (Penuturan Pak Wo,Koordinator Instruktur Korps Sukarela PMI Kota Semarang).

Pengetahuan yang mereka peroleh dari pengalaman yang dialami oleh para relawan pada bencana sebelumnya, sehingga pengalaman dapat dijadikan mereka sebagai pengetahuan untuk berperan pada penanggulangan bencana.. Selain pengalaman pada saat turun ke lapangan, mereka mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan berbagi pengalaman (Sharing) dengan teman-temannya yang membantu dalam bidang kemanusiaan. Pengalaman bekerja yang dimiliki seseorang terkadang lebih dihargai daripada tingkat pendidikan yang menjulang tinggi dan pengalaman juga cukup penting dalam sebuah pekerjaan yang membutuhkan keahlian, kecakapan dan inisiatif dalam berkreasi sehingga menghasilkan jasa lebih baik dilihat dari kualitas dan kuantitasnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa pengetahuan merupakan salah satu indikator untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Wandita, dkk (2014) bahwa seseorang yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya24. Begitu juga dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman dari para relawan penanggulangan bencana dari kedua organisasi relawan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup efektif untuk mencapai hasil yang baik.

· Motivasi

Motivasi berawal dari keinginan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Motivasi kerja yang tinggi berpengaruh pada alokasi usaha yang diberikan oleh seseorang untuk bekerja. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki motivasi kerja lebih tinggi akan melakukan usaha-usaha dengan intensitas lebih tinggi untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya. Menurut Morrison (1993), motivasi sebagai kecenderungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Begitu pula motif para relawan penanggulangan bencana, mereka melakukan kegiatan penanganan bencana berdasarkan motif masing-masing yang telah dijelaskan pada analisis motivasi. Mereka tentunya melibatkan diri dalam kegiatan penanggulangan bencana yang mengarah pada sasaran untuk menolong dan menyelamatkan korban yang terdampak banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang 2022.

Motif para relawan dalam penanganan bencana banjir ini sebagai daya dorong dengan ikhlas dan rela untuk mengerahkan kemampuannya berupa keterampilan, tenaga dan waktu dalam bentuk berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka penyelamatan korban manusia dari bencana banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang 2022. Adanya motif untuk melibatkan diri dalam penanganan bencana dapat berintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan dari motivasi mereka, sehingga mereka dapat bekerja dengan cukup efektif.

            Dalam Penutatannya di Pendidikan Lapangan Korps Sukarela, Pak Wo seringkali bertanya kepada para Kaisar,Senior dan pengurus mengapa banyak yang setalah lulus dari perkuliahan mulai melupakan tugasnya untuk mengabdi kembali di PMI Kota Semarang sebagai pengamalan dari ilmu yang didapatkannya saat pendidkan latihan Search and Rescue yang hingga saat ini masih dianalisa serta penurunan prestasi dari Korps Sukarela Di semua Universitas Semarang.

            Dari analisis saya salah satunya yang menyebabkan penuruan dari kualitas anggota Korps sukarela diantaranya karenanya kurangnya pemahaman dari anggota yang belum pernah ikut palang merah remaja di MA/SMA/SMK sehingga kita dalam memberikan pelatihan harus lebih ekstra padahal dalam korsp sukarela ialah praktek dari materi palang merah remaja yang lebih lagi baik dari materinya maupun prakteknya hingga akhirnya banyak yang kaget dan memundurkan diri secara perlahan sebelum mengamalkan ilmunya dimasyarakat yang membutuhkannya.(Analisis wawancara pada 7 November 2022 dengan Pak Wo).

 

Kesimpulan

 

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terkait efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir Tanjung Emas Semarang dalam rangka penyelamatan korban manusia tahun 2022 dapat disimpulkan, bahwa:

1. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor pendukung dalam mempengaruhi peran relawan pada penanganan banjir di Tanjung Emas tahun 2022 yang dimiliki oleh kaum muda pada relawan, seperti sifat-sifat yang berempati kepada korban bencana, ingin diakui, dihargai, dipercayai dan mendapatkan pengalaman baru untuk eksistensinya dan pada kenyataannya karakter ini diinginkan oleh para kaum remaja pada relawan untuk mendapatkan kesempatan dalam mengasah keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan berorganisasi, maka para relawan tersebut perlu ditampung dalam wadah organisasi dan apabila diorganisir atau dihimpun dengan baik, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penanggulangan bencana serta dapat menangani kendala-kendala yang dihadapi.

2. Peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di Tanjung Emas Semarang 2022cukup efektif dalam melaksanakan penyelamatan korban manusia yang didukung oleh adanya: a. Kemampuan: kemampuan teknis para sukarelawan PMI kota Semarang, Korps Sukarela universitas Di Semarang dan Tenaga Suka rela PMI Kota Semarang. karena terkendala pada pemahaman SOP dan peralatan yang tidak mencukupi. Sedangkan kemampuan konseptual yang mampu memahami tujuan organisasi dan kemampuan sosial yang mampu bekerjasama dengan baik antar tim dan organisasi lain sehingga para relawan dari kedua organisasi cukup efektif dalam penanganan darurat.

b. Pengetahuan: pengetahuan tentang penanggulangan bencana para relawan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman untuk mendukung atau menunjang dalam pelaksanaan perannya. c. Motivasi: motivasi yang positif untuk menolong, mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta dapat bermanfaat bagi korban terdampak yang mengerahkan seluruh keterampilan, tenaga dan waktu untuk penyelamatan korban. Ketiga aspek tersebut masih terdapat beberapa kendala yang perlu diperhatikan dan diperbaiki agar peran relawan dapat meningkatkan efektivitasnya dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Dalam sebuah program  pelayan terutama dalam lingkup komunitas mengacu pada beberapa hal seperti hal yang tercantum dalam buku psikologi komunitas karya  Dr.Istiqomah Wibwobo, yaitu  mengutamakan prinsip pencegahan, menghargai keberagaman, menganalisa program yang tepat, dan sebagainya.

Tetapi dalam relawan juga ada assesement yang berpengaruh dalam kita menganalisisa apa yang dibutuhkan dalam sebuah bencana alam seperti halnya bencana alam didaerah Semarang yang sering terjadi dimusim penghujan yaitu banjir. Dalam menolong sendiri relawan terikat pada undang-undang nomor 1 tahun 2018 yang terdiri dari 46 pasal sebagai landasan hokum yang sah dari presiden Republik Indonesia dan AD/ART KSR UIN Walisongo sendiri sebagai landasan hukum ketika berada dalam kampus sebagai perwakilan PMI Kota Semarang.

Dalam pelatihan dasarnya sendiri selalu ditekankan pada 3 Kunci Keselamatan yaitu berpikir Positif, atur nafas dan Konsentrasi yang selalu dipraktekan dalam bertugas sebab kita akan selalu mendapatkan tekanan yang bisa mengubah mental penolong dan yang utama yaitu keselamatan penolong nomor satu karena jika penolong tidak sehat (selamat) maka bagaimana dia mau menolong orang yang membutuhkan bantuannya.

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka Buku

Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2012. Pedoman Struktur, Organisasi dan Mekanisme Kerja Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (Muhammadiyah Disaster Management Center). Yogyakarta: LPB PP Muhammadiyah.

 Miles, Matthew B, Huberman, A. Michael dan Saldafia, Johnny. 2014. Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. Third Edition. USA: Sage Publication Inc.

Sakethi, Team Mirah. 2010. Mengapa Semarang langganan Banjir Rob? Pengendalian Banjir Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Semarang: PT Mirah Sakethi

Jurnal, Dokumen dan Artikel Alfando, Johantan. 2013. Peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dalam Mewujudkan Desa Mandiri Di Desa Sidomulyo Kec. Anggana Kutai Kartanegara. eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah 2022. Rencana Kontijensi Bencana Banjir Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2022. Peran Relawan Penanggulangan Bencana. Paparan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat di Bengkulu. Burhanudin. 2015. Aplikasi Theory Of Planned Behavior Pada Intensi Mahasiswa Untuk Berwirausaha. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 6, No.1. Departemen Hukum dan HAM RI. UndangUndang RepublikIndonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Farida, Ida dan Mahmud. 2015. Pengaruh Theory Planned Of Behavior Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa FEB Universitas Dian Nuswantoro Semarang). Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 5, No.1.

Famella, Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti dan Mufidah, Ana. 2015. Pengaruh Keterampilan Kerja, Pengalaman Kerja dan Sikap Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Rokok Gagak Hitam Kabupaten Bondowoso. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015.

Website Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Semarang. 2022. Rekapitulasi Kejadian Banjir Semarang http://bpbd.jakarta.go.id.  25 mei 2022

Wawancara dengan Pak Wo tanggal 7 November 2022 sebagai Koordinator Instruktur PMI kota Semarang dirumahnya Kendal.ahasiswa Tassawuf dan Psikoterapi

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora

Universitas Islam Negeri (UIN)) Walisongo Semarang

E-mail: mohamadamarudin22@gmail.com

Nomor: 082328751357

Abstrak - Pada tahun 2022, banjir Rob  setinggi 30cm-1,5  meter terjadi di Tanjung Emas, Semarang karena tanggul jebol . Aktor yang berperan di dalamnya adalah sukarelawan PMI kota Semarang, Korps Sukarela PMI unit Universitas di Semarang dan Tenaga Sukarela PMI Kota Semarang yang terorganisir dengan baik untuk mengatasi banjir Rob yang menjadi bencana langganan di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan metode kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peran relawan pada tanggap darurat bencana banjir di Tanjung Emas dan menganalisis efektivitas perannya dari tiga aspek yaitu kemampuan, pengetahuan dan motivasi. Hasil dari penelitian ini, pertama, faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor pendukung dalam mempengaruhi peran relawan pada penanganan banjir di Tanjung Emas tahun 2022 yaitu Semangat kaum muda sebagai relawan, seperti sifat-sifat yang berempati kepada korban bencana, ingin diakui, dihargai, dipercayai dan mendapatkan pengalaman baru untuk eksistensinya dan karakter ini diinginkan oleh para kaum remaja untuk mendapatkan kesempatan dalam mengasah keterampilan, ilmu pengetahuan dan berorganisasi, maka para relawan tersebut perlu ditampung dalam wadah organisasi dan bila diorganisir dengan baik, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penanggulangan bencana serta dapat menangani kendala yang dihadapi. Kedua, peran para relawan pada tanggap darurat banjir rob Tanjung Emas Semarang tahun 2022 cukup efektif dalam melaksanakan penyelamatan korban manusia yang didukung oleh adanya kemampuan teknis para sukarelawan PMI kota Semarang. Kemampuan konseptual dan kemampuan sosial para relawan kemanusian cukup efektif dalam penanganan bencana Tanggap darurat; Pengetahuan tentang penanggulangan bencana para relawan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman; dan motivasi yang positif untuk menolong,mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta dapat bermanfaat bagi korban terdampak yang mengerahkan seluruh keterampilan, tenaga dan waktu untuk penyelamatan korban.

Kata Kunci: Efektivitas, Peran Relawan Banjir, Penyelamatan.

Pendahuluan

Bencana alam telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang datang tanpa diduga kapan, dimana dan bagaimana terjadinya serta menjadi ancaman nirmiliter bagi setiap negara. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi setiap tahun di Indonesia, khususnya di Semarang. Banjir yang terjadi membentuk suatu peristiwa yang berkala atau periodisasi dalam waktu 100 tahun, 50 tahun, 20 tahun, 10 tahun dan sekarang telah menjadi siklus 5 tahunan. BPBD Kota Semarang yang menyebutkan banjir Rob di daerah Semarang pada tahun 2022 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Hujan yang mengguyur menjadi salah satu penyebabnya selain dari Banjir Besar didaerah Terboyo  tahun 2021 sekitar 3 hari baru bisa surut dengan upaya berbagai pihak baik PMI,BPBD, Badan Sar dan lain sebagainya.

LAPORAN SITUASI PMI KOTA SEMARANG

Kejadian Bencana

Banjir rob

Lokasi

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Waktu Kejadian

Senin, 23 Mei 2022 pukul 14.00 WIB

Update                

Senin, 23 Mei 2022  pukul 16.30 WIB

 

 

 

Pemerintah membutuhkan dukungan internasional

: TIDAK

 

 

Gambaran Umum Situasi

Pada hari Senin tanggal 23 Mei 2022 pukul 14.00  bertempat di Kawasan Lamicitra Pelabuhan Tg Emas Semarang telah terjadi tanggul jebol penahan air laut yang mengakibatkan banjir di Kawasan Pelabuhan Tg Emas Semarang. Adapun penyebab tanggul jebol diakibatkan rob yang besar sehingga tanggul penahan air laut di kawasan Lamicitra tidak mampu menahan air laut yg cukup besar.

Posko PMI Kota Semarang mendapatkan informasi tersebut dari beberapa sumber grup, kemudian menugaskan 2 Personil dengan 1 unit mobil guna assesment.

 

 

 

Keterangan Akses menuju Lokasi

Akses menuju lokasi hanya dapat dilalui menggunakan perahu karet dan mobil roda 4 (off road) karena ketinggian banjir  80cm.

 

 

 

DAMPAK

DAMPAK

JenisLapsit :

Tanggal : 23-05-2022

Lapsit-Awal

 

 

KorbanTerdampak

 

KK

-

Jiwa

 

-

 

KorbanJiwa/Luka/Mengungsi

 

Luka berat

 

-

 

Luka ringan

 

-

 

Meninggal

 

-

 

Hilang

 

-

 

Mengungsi

-

 

 

 

 

 

 

Kerusakan Rumah

 

Rusak Berat

 

-

 

Rusak Sedang

 

-

 

Rusak Ringan

 

-

 

 

 

Kerusakan Fasilitas Sosial/Umum

 

Sekolah

 

-

 

Tempat Ibadah

 

-

 

Rumah Sakit

 

-

 

Pasar

 

-

 

GedungPemerintah

 

-

 

Lain-lain

 

-

 

 

 

Kerusakaninfrastruktur

 

 

 

Pengungsian

 

NamaLokasi, Kel, Kec

KK

Jiwa

L

P

<5

>5≤18

>18

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MobilisasiSumberDaya PMI

Personil

 

 

Lapsit-Awal

 

Pengurus

 

-

 

StafMarkasKab/Kota

 

1

 

StafMarkasProvinsi

 

-

 

StafMarkasPusat

 

-

 

Relawan PMI Kab/Kota

 

1

 

Relawan PMI Provinsi

 

-

 

Relawan lintas Provinsi

 

-

 

SukarelawanSpesialis

 

-

 

PersonilBantuanTeknis/Ahli/Spesialis (TSR)

 

Medis

 

-

 

Paramedis

 

-

 

Relief

-

 

 

Logistics

-

 

 

Watsan

-

 

 

IT-Telekom

 

-

 

Sheltering

 

-

 

 

AlatUtamaSistim TDB

 

Kend. Ops

 

1

 

 

Truk tanki

 

-

 

Double Cabin

 

-

 

Alat DU

 

-

 

Ambulans

 

-

 

Alat Watsan

 

 

 

Motor

 

-

 

Alat PKDD

 

 

 

Gudang

lapangan

 

 

 

 

Alat IT/Tel lapangan

 

-

 

Perahu Karet

 

-

 

Viar

 

-

 

 

 

 

 

Giat PMI

Rapid Assesment

 

 

Giat

Pemerintah

 

BPBD (Pemantauan dan Evakuasi)

 

 

 

 

Kebutuhan

Evakuasi warga terdampak 

 

 

 

Hambatan

Nihil

 

 

Personil yang bisa dihubungi

 

NamaLengkap

Posisi

Kontak

 

Sri Djatmiko

Ka. Sub Bid. PB

0813 2947 7887

Ahmad Habib

Staf PB

0852 9056 5156

 

 

 

 

 

 

 

Petugas Posko

NamaLengkap

Kontak

Hafshah Lailatul Iffat

0822 4351 4849

Ilham Febrianto

0896 6837 3717

 

Pada umumnya dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana tidak efektif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya koordinasi yang masih lemah, tidak adanya pedoman atau SOP, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan keterbatasan sarana dan prasarana serta peralatan yang mendukung. Isu-Isu relawan di lapangan dalam penanggulangan bencana antara lain munculnya egosentris antar organisasi induk relawan, meningkatnya relawan yang tidak terorganisir dan tidak terampil serta lemahnya pemahaman peran relawan penanggulangan bencana, antara lain pengkajian cepat terhadap lokasi, pencarian, penyelamatan dan evakuasi warga masyarakat yang terkena bencana, penyediaan dapur umum, pemenuhan kebutuhan dasar, penyediaan tempat pengungsian atau hunian sementara, pendampingan psikososial korban bencana dan kegiatan lain terkait kedaruratan . Oleh karena itu peneliti memilih lokasi penelitian di Tanjung Emas, Semarang yang disebabkan oleh banyaknya organisasi sosial masyarakat yang membantu dalam pemberitaan di media massa sehingga peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perannya dan apakah relawan dari dua organisasi yang diteliti melakukan perannya sangat efektif, cukup efektif atau kurang efektif dalam penanggulangan bencana banjir tahun 2022.

Permasalahan yang dihadapi para relawan dalam menangani bencana banjir Jakarta antara lain relawan tidak dibekali peralatan yang mencukupi dan dalam menjalankan perannya belum dilengkapi SOP yang cukup sehingga perannya dalam penyelamatan korban bencana seperti evakuasi, distribusi makanan dan masalah penanganan kesehatan yang tidak lancar disebabkan kurang tenaga professional di bidang kesehatan ataupun obat-obatan yang kurang mendukung dan dukungan logistik serta peralatan yang tidak tepat pada tempatnya, jumlah, kebutuhan dan sasaran berdasarkan skala prioritas sehingga peran relawan dalam manajemen logistik belum maksimal dilakukannya. Efektivitas sistem logistik dan peralatan ini sangat dipengaruhi oleh sistem informasi dan pengendaliannya yang didukung oleh antara lain kemampuan infrastruktur dan ketersediaan serta jumlah alat transportasi .

Adapun untuk pembahasan penelitian ini, peneliti mengidentifikasi permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di wilayah Semarang tahun 2022?

2. Bagaimanakah efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir Semarang dalam rangka penyelamatan korban manusia di Tanjung Emas tahun 2022?

 Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan yaitu:

1. Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di wilayah Semarang 2022.

2. Menganalisis efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir Semarang dalam rangka penyelamatan korban manusia di Tanjung Emas tahun 2022.

 

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldafia (2014), yang terdiri dari kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data . Data primer diperoleh dari hasil metode wawancara dari para informan dan narasumber yang menjadi subyek penelitian. Data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau dari sumbersumber yang sudah ada. Data sekunder yang diperlukan adalah data terkait banjir Rob Tanjung Emas Semarang, data jumlah korban yang terdampak dan mengungsi, data organisasi yang mengerahkan relawannya pada saat banjir terjadi, data jumlah relawan yang terjun langsung ke lapangan wilayah Jakarta dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan pada saat itu sehingga peran relawan penanggulangan bencana dapat melakukan penyelamatan korban manusia. Data-data tersebut dapat diperoleh dari jurnal, artikel, buku-buku dan data lain yang relevan melalui BNPB, organisasi relawan yang terkait dan BPBD Semarang, sedangkan untuk referensi bacaan akan didapatkan dari perpustakaan dan internet.

 

Hasil dan Pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Relawan Penanggulangan Bencana Pada Tanggap Darurat Banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang 2022 Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana8 . Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah tetapi dunia usaha dan masyarakat dapat berperan dalam berbagai bentuk kerelawanan dalam membantu pemerintah dan pemerintah daerah. Peneliti fokus pada masyarakat yang bergabung pada organisasi relawan penanggulangan bencana, yaitu PMI Kota Semarang (Markas), Korps Suka Rela PMI Unit Universitas Di Semarang danTenaga Sukarela PMI Kota Semarang. Berikut pembahasan faktor internal dan faktor eksternal yang menjadi modal utama relawan penanggulangan bencana dari kedua organisasi relawan dalam melakukan perannya pada tanggap darurat banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang Tahun 2022:

· Faktor Internal Faktor internal berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi 8 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. keaktifan seseorang untuk berperan pada suatu kegiatan, dalam hal ini adalah penanggulangan bencana. Berdasarkan penuturan para informan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa faktor-faktor internal tersebut meliputi:

Kekuatan

1) Niat atau Intensi Niat atau Intensi merupakan awal dari suatu keinginan untuk bertindak. Pada konteks bencana, tiga orang informan mengatakan niat mereka yang menjadikan mereka sebagai relawan sehingga mereka turut serta dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana bersama pemerintah. Hal ini menjadi dasar mereka berperan untuk membantu dan menolong dalam rangka penyelamatan korban bencana banjir di wilayah Tanjung Emas 2022.Terkait teori intensi dari Wijaya, 2008, intensi adalah kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu . Pada teori planned behavior dari Fishbein dan Ajsen, 1985 diyakini bahwa faktor-faktor seperti sikap, norma subjektif akan membentuk minat seseorang dan selanjutnya akan berpengaruh pada perilaku. Oleh karena itu, seseorang memiliki niat atau intensi akan sesuatu pasti disebabkan antara lain karena keinginan untuk terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, kesempatan untuk menyalurkan minat, bakat dan hobi sehingga dapat mengerjakan yang disukai.

Menurut Ajzen (1991), intensi atau niat diasumsikan menangkap faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Faktor-faktor itu adalah seberapa keras orang bersedia berusaha, seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk dikerahkan dalam berperilaku. Semakin kuat intensi untuk terlibat dalam suatu perilaku, maka semakin besar kemungkinan kinerjanya . Intensi atau niat dalam penetian ini bahwa relawan penanggulangan bencana memandang melakukan sesuatu perbuatan itu positif dan mereka percaya bahwa orang lain membutuhkan mereka untuk melakukan Burhanudin, “Aplikasi Theory Of Planned Behavior Pada Intensi Mahasiswa Untuk Berwirausaha”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 6, No.1. 2015. perannya dalam penanganan darurat. Jadi niat dari seorang relawan atas kemauan sendiri atau tanpa paksaan untuk melaksanakan penanggulangan bencana untuk mencapai tujuan penyelamatan korban manusia dari bencana. Hal ini dirasakan oleh masyarakat di wilayah Tanjung Emas Semarang, dengan adanya relawan penanggulangan bencana sangat bermanfaat dalam penyelamatan korban terdampak (Bapak Didik, komunikasi personal,2022).

2) Usia

Pada umumnya relawan penanggulangan bencana dari kedua organisasi relawan yang diwawancarai telah berusia lebih dari 20 tahun dan dibawah usia 60 tahun pada tahun 2014. Suheri mengatakan dalam berperan pada penanggulangan bencana, usia mempengaruhi dalam bertindak. Semakin muda usia relawan maka semakin labil atau mudah goyah seseorang melakukan tindakan dan berkomitmen dalam penanggulangan bencana ini yang dapat membahayakan bagi relawan tersebut (komunikasi personal, 19 Januari 2017). Euis Komalasari juga mendukung pernyataan dari Suheri bahwa relawan PMI yang berusia muda (PMR) biasanya diperbantukan pada pekerjaan yang sederhana dan ringan, antara lain membungkus makanan siap saji di dapur umum dan membantu persiapan alat bermain pada saat PSP. KSR di PMI dibatasi maksimal umur sampai dengan 35 tahun (Bapak Didik, komunikasi personal,2022).

Idris mengatakan bahwa banyak para relawan penanggulangan bencana saat itu masih relatif muda seperti orang yang sedang kuliah pada semester akhir. Sedangkan koordinatornya pasti lebih tua dari mereka (Bapak Didik, komunikasi personal,2022). Selain itu, Renawati pernah berbincang-bincang dengan salah satu relawan di tempat pengungsian. Salah satu alasan berkeinginan menjadi relawan adalah karena relawan tersebut masih berusia muda dan tenaganya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan serta beliau berusaha berkomitmen pada organisasi yang menaunginya (Bapak Didik, komunikasi personal,2022). Wade dan Tavris (2007), usia sangat erat kaitannya dengan perkembangan individu namun tingkatan usia belum tentu menandakan tingkat perkembangan individu . Usia berpengaruh pada peran seorang relawan penanggulangan bencana. Biasanya seseorang memiliki minat dan berkomitmen sebagai relawan beranjak pada usia lebih dari 20 tahun, karena pada masa itu sudah mantap dan stabil serta mempunyai pendirian tertentu. Hal ini beberapa relawan MDMC,MRI yang bergabung pada usia lebih dari 20 tahun dan mereka biasanya menjelang akhir semester, sehingga mereka meluangkan waktunya untuk hal-hal positif dan mencoba langsung terlibat dalam bidang penanggulangan bencana meskipun belum mempunyai atau mempunyai sedikit pengalaman (Bapak Didik, komunikasi personal,2022). Goolsby (1992) menjelaskan bahwa kedewasaan seseorang dapat dilihat dari usia seseorang yang merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi kemampuan, pengetahuan, tanggungjawab seseorang dalam bertindak, berpikir serta mengambil keputusan karena terbiasa menghadapi persoalan yang muncul ditempat kerja, sehingga mereka lebih mampu melakukan adaptasi dengan permasalahan yang muncul . Oleh karena itu, pengambilan keputusan cenderung lebih efektif ketimbang pekerja yang berusia muda. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa usia relawan diatas 20 tahun sudah dapat menentukan jati diri dan berkomitmen pada organisasinya dan usia sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peran relawan penanggulangan bencana.

3) Waktu Pengelolaan waktu merupakan hal sangat penting. Time Management adalah tindakan dan proses perencanaan dan pelaksanaan kontrol sadar atas sejumlah waktu yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, khususnya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Waktu adalah sumber daya yang pasti namun dengan mudah bisa berlalu tanpa bisa kembali untuk digunakan pada kesempatan berikutnya . Berdasarkan penuturan dari 4 informan yang menyatakan bahwa meluangkan waktu untuk kegiatan positif merupakan kesempatan yang bernilai dan tidak semua orang dapat merasakan hal yang sama, namun dengan meluangkan waktu untuk penanggulangan bencana berkaitan dengan pekerjaan atau mata pencaharian dari relawan tersebut. Informan yang menyebutkan memiliki waktu luang merupakan mahasiswa semester akhir dan pengurus organisasi relawan sehingga waktunya dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan yang berkaitan murni dari diri sendiri. Para relawan rela dengan meluangkan waktunya agar dapat berperan lebih efektif untuk penanganan darurat dalam rangka penyelamatan korban bencana.

4) Jenis Kelamin

Peneliti menganalisis dari wawancara para informan, rata-rata relawan penanggulangan bencana yang bekerja dengan membutuhkan tenaga ekstra, yaitu berjenis kelamin pria, seperti evakuasi, memasak pada dapur umum, tim ambulan dan pendistribusian logistik, namun bukan berarti relawan wanita tidak dapat melakukan apa yang dilakukan relawan pria tersebut. Adapun relawan wanita yang membantu di dapur umum untuk memasak ataupun menyiapkan bumbu masakan, mendistribusikan bantuan dan tim medis tetapi tidak sarankan untuk evakuasi. Anny Isgiati mengatakan bahwa relawan untuk evakuasi adalah pria, jarang sekali tim evakuasi relawannya wanita karena membutuhkan tenaga yang kuat. Jadi jenis kelamin merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perannya dijalankan dengan baik atau tidak (komunikasi personal, 4 Januari 2017). Setelah melihat dari uraian di atas, faktor lainnya yang dapat mempengaruhi peran relawan adalah komitmen dengan organisasi relawan dan kenyamanan pada pihak manajemen, ikhlas dan bertanggung jawab dan mendapatkan kepercayaan sehingga adanya loyalitas terhadap penanganan darurat serta memiliki pengetahuan penanggulangan bencana dan keterampilan dapat mendukung perannya.

 

Kelemahan Kelemahan dari masing-masing relawan yang dapat mempengaruhi perannya adalah mudah terbawa dengan suasana, tidak fokus pada sekitarnya, memilih teman dalam pelaksanaan tugasnya sebagai relawan dan insomnia sehingga dapat mengganggu tingkat keaktifan relawan tersebut. Pada umumnya relawan tidak memiliki Alat Pelindung Diri atau APD dan hanya memiliki tenaga, keterampilan dan pengetahuan. Ketidakmampuan memiliki APD dapat membahayakan dirinya. Kelemahan lainnya adalah faktor ketidakmampuan dalam ekonomi yang menyebabkan pertolongan kepada para korban kurang maksimal. Hal ini didukung oleh Alfando (2013) yang menyatakan bahwa tidak adanya penunjang dana untuk melakukan aktifitas relawan menjadi suatu masalah yang mengakibatkan peran relawan tidak efektif atau tidak dilakukan secara maksimal. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki relawan tersebut dapat dikendalikan karena mereka bertanggung jawab atas perannya sebagai relawan penanggulangan bencana. Hal ini dapat diartikan relawan rela atau ikhlas dalam mengorbankan nyawanya sendiri.

 

· Faktor Eksternal

Penuturan para informan faktor eksternal berupa peluang dan kendala yang mempengaruhi perannya pada saat banjir rob di wilayah Tanjung Emas 2022adalah para relawan memperoleh peluang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, semakin banyak bantuan yang diberikan ke organisasinya semakin banyak bantuan yang diberikan ke para korban bencana dan peluang mendapatkan jaringan yang luas Anny Isgiati mengatakan peluang untuk relawan dari kejadian bencana yaitu para relawan dapat mengasah keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan mereka mendapatkan pengalaman baru selama terlibat dalam penanganan banjir. Menurut Euis Komalasari peluang yang dapat diberikan oleh organisasi yang menaungi adalah pelatihan yang berjenjang dan mendapatkan kesempatan untuk berkarir.

Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi para relawan adalah terkadang peralatan dan perlengkapan yang tidak lengkap pada evakuasi, masyarakat yang sulit untuk dievakuasi sehingga akan menyulitkan para sukarelawan apabila terjadinya kenaikan air yang semakin tinggi dan arus yang deras untuk mengevakuasi warga yang sulit dievakuasi tersebut atau mendistribusikan makanan ke rumahrumah warga tersebut, komando yang terkadang tidak sama antara komandan relawan dan komandan di lapangan sehingga menyebabkan para relawan sering mengalami kebingungan dan sulitnya koordinasi karena tidak dihargainya seorang relawan oleh pihak-pihak tertentu. Mekanisme koordinasi yang masih belum sempurna sehingga masih adanya keegoisan antar organisasi relawan.

Menurut Sunarti, faktor eksternal yang mempengaruhi peran serta relawan berasal dari semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program (penanggulangan bencana). Pengaruh disini merupakan kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh stakeholder atas program sehingga para relawan memperoleh peluang kekuatan dari stakeholder, yaitu organisasi induknya. Kendala - kendala yang dihadapi juga berasal dari luar lingkungan yang sulit dikendalikan oleh relawan itu sendiri sehingga berpengaruh juga terhadap perannya.

 

Peran Relawan Penanggulangan Bencana Pada Tanggap Darurat Banjir Rob Tanjung Emas Semarang 2022

Berdasarkan penuturan dari para informan, dapat disimpulkan bahwa peran relawan PMI Kota Semarang sesuai dengan keterampilan atau spesialisasi yang dibutuhkan pada saat banjir rob Semarang, khususnya di Tanjung Emas Semarang dengan menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku dan mendapatkan haknya meskipun tidak semua hak dapat diperoleh namun mereka mampu berperan dengan baik. Peran mereka dibutuhkan dalam penanganan bencana sehingga dapat mencapai tujuan organisasi yang diharapkan terutama dalam rangka penyelamatan korban manusia dan para relawan memperoleh apresiasi dari organisasinya dan masyarakat. Gugus Tugas sukarelawan PMI Kota Semarang adalah tim evakuasi, ambulan atau tim medis, dapur umum, logistik dan pendistribusian, shelter atau tempat pengungsian dan psychosocial support (PSP).

Uraian peran relawan dari kedua organisasi, pada umumnya korban manusia pada saat banjir membutuhkan pertolongan sehingga para relawan melakukan perannya SAR atau evakuasi. Pada pengevakuasian, para korban langsung diarahkan ke tempat yang lebih aman (pengungsian), disinilah para relawan mendata para korban, baik data keluarga, kebutuhan maupun kesehatan. Setelah diketahui kebutuhan dasar untuk para korban maka peran relawan logistik dapat mendistribusikan logistiknya ke titik-titik pengungsian. Jika para korban mengalami keluhan kesehatan maka relawan medis melakukan pertolongan dan relawan psikososial memberikan bantuan kepada korban yang mengalami kesulitan-kesulitan emosional dan perilaku sebagai akibat dari bencana, agar dapat menguasai diri kembali dan berfungsi secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar.

Efektivitas Peran Relawan Penanggulangan Bencana Pada Tanggap Darurat Banjir di Tanjung Emas Tahun 2022 Berdasarkan penuturan para informan yang telah diuraikan, menunjukkan bahwa informan menyadari bahwa peran relawan merupakan aktor yang dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana. Peran relawan telah dibahas pada pembahasan yang menghasilkan bahwa mereka berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, namun apakah peran mereka efektif atau tidak maka diketahui terlebih dahulu arti efektivitas menurut Handoko, yaitu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menurut Gibson, mendefinisikan efektivitas sebagai pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama.

Peneliti menggunakan teori dari Habe (2008) dalam mengukur efektivitas pada peran relawan penanggulangan bencana, yaitu kemampuan dan pengetahuan serta 1 variabel motivasi kerja yang juga mempengaruhi efektivitas kerja dari teori Gie. Berikut ini 3 variabel yang mempengaruhi efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang dalam penyelamatan korban manusia di Tahun 2022.

Kemampuan Kemampuan dari seorang relawan dapat diketahui oleh dirinya sendiri dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai suatu tujuan. Pernyataan tersebut dapat dikaitkan dengan pendapat dari Robbins dan Judge (2008) bahwa kemampuan merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan yang dimiliki oleh relawan PMI Kota Semarang berawal dari minat mereka, sehingga organisasinya memberikan perintah atau tugas sesuai dengan minatnya. Oleh karena itu para relawan dapat menjalankan tugasnya dengan senang hati tanpa ada beban dan dapat mencapai tujuan organisasinya., mereka dapat melakukan beberapa tugas untuk membantu korban yang terdampak walaupun relawan yang terlibat tidak terlalu banyak namun tetap memiliki tujuan yang sama.

Sebagian besar informan mengaku tugas yang mereka laksanakan bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana dengan berarti usaha mereka berhasil. Menurut para informan keberhasilan disebabkan karena dilaksanakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tugasnya. Seperti kemampuan kerja menurut Blanchard dan Hersey, yaitu suatu keadaan diri pekerja secara sungguh-sungguh berdaya guna dan berhasil guna dalam bekerja sesuai bidang pekerjaannya dan beberapa indikator yang mempengaruhi kemampuan kerja, yakni kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan sosial . Indikator tersebut dapat dipahami oleh sebagian besar para relawan, namun pada prakteknya, kegiatan penanggulangan bencana tidak dapat diimplementasikan secara keseluruhan karena kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi dari sarana-prasarana sampai dengan berhadapan dengan masyarakat. Berkaitan dengan kemampuan pada pelaksanaan tugas dalam penanggulangan bencana, para relawan selalu berusaha agar dapat. mencapai tujuan organisasi dengan cepat dan tepat sasaran.

 

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan alami dari minat dan pengalaman para relawan mempengaruhi efektivitas dalam suatu peran karena mereka menyelesaikan pekerjaan cepat dan tepat sasaran dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu penyelamatan korban manusia pada bencana banjir di wilayah Tanjung Emas tahun 2022. Dengan demikian, menurut peneliti relawan PMI Kota Semarang, Korps Suka Rela Universitas Di Semarang dan Tenaga Suka Rela PMI Kota Semarang melaksanakan perannya sesuai dengan bidangnya sehingga mereka lebih mampu dalam penguasaan peralatan, prosedur kerja dan memahami peraturan tugasnya dibandingkan relawan yang berperan dengan banyak tugas tetapi mereka tidak fokus dan kurang terarah pada tugasnya yang dikarenakan kendala pada sedikitnya SDM dan peralatan yang kurang memadai dan mencukupi.

Pengetahuan Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan berpengaruh yang kuat terhadap kualitas kemampuan yang dihasilkan dalam bertugas sehingga tujuan organisasi dapat tercapai . Hasil penelitian yang telah dilakukan mempunyai hasil yang sejalan dengan penelitian dari Putra, dkk (2014) dimana hasil yang diperoleh menyatakan bahwa pengetahuan didapat oleh para relawan melalui pendidikan dan pelatihan yang difasilitasi oleh PMI Kota Semarang, namun pengalaman yang dimiliki para relawannya belum banyak, karena mereka dilihat dari segi usia masih muda dan bergabung sebagai relawan belum lama (2 sampai 5 tahun) dan loyalitasnya setelah lulus yang sering melupakan janjinya setelah dilantik. (Penuturan Pak Wo,Koordinator Instruktur Korps Sukarela PMI Kota Semarang).

Pengetahuan yang mereka peroleh dari pengalaman yang dialami oleh para relawan pada bencana sebelumnya, sehingga pengalaman dapat dijadikan mereka sebagai pengetahuan untuk berperan pada penanggulangan bencana.. Selain pengalaman pada saat turun ke lapangan, mereka mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan berbagi pengalaman (Sharing) dengan teman-temannya yang membantu dalam bidang kemanusiaan. Pengalaman bekerja yang dimiliki seseorang terkadang lebih dihargai daripada tingkat pendidikan yang menjulang tinggi dan pengalaman juga cukup penting dalam sebuah pekerjaan yang membutuhkan keahlian, kecakapan dan inisiatif dalam berkreasi sehingga menghasilkan jasa lebih baik dilihat dari kualitas dan kuantitasnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa pengetahuan merupakan salah satu indikator untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Wandita, dkk (2014) bahwa seseorang yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya24. Begitu juga dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman dari para relawan penanggulangan bencana dari kedua organisasi relawan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup efektif untuk mencapai hasil yang baik.

· Motivasi

Motivasi berawal dari keinginan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Motivasi kerja yang tinggi berpengaruh pada alokasi usaha yang diberikan oleh seseorang untuk bekerja. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki motivasi kerja lebih tinggi akan melakukan usaha-usaha dengan intensitas lebih tinggi untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya. Menurut Morrison (1993), motivasi sebagai kecenderungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Begitu pula motif para relawan penanggulangan bencana, mereka melakukan kegiatan penanganan bencana berdasarkan motif masing-masing yang telah dijelaskan pada analisis motivasi. Mereka tentunya melibatkan diri dalam kegiatan penanggulangan bencana yang mengarah pada sasaran untuk menolong dan menyelamatkan korban yang terdampak banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang 2022.

Motif para relawan dalam penanganan bencana banjir ini sebagai daya dorong dengan ikhlas dan rela untuk mengerahkan kemampuannya berupa keterampilan, tenaga dan waktu dalam bentuk berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka penyelamatan korban manusia dari bencana banjir di wilayah Tanjung Emas Semarang 2022. Adanya motif untuk melibatkan diri dalam penanganan bencana dapat berintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan dari motivasi mereka, sehingga mereka dapat bekerja dengan cukup efektif.

            Dalam Penutatannya di Pendidikan Lapangan Korps Sukarela, Pak Wo seringkali bertanya kepada para Kaisar,Senior dan pengurus mengapa banyak yang setalah lulus dari perkuliahan mulai melupakan tugasnya untuk mengabdi kembali di PMI Kota Semarang sebagai pengamalan dari ilmu yang didapatkannya saat pendidkan latihan Search and Rescue yang hingga saat ini masih dianalisa serta penurunan prestasi dari Korps Sukarela Di semua Universitas Semarang.

            Dari analisis saya salah satunya yang menyebabkan penuruan dari kualitas anggota Korps sukarela diantaranya karenanya kurangnya pemahaman dari anggota yang belum pernah ikut palang merah remaja di MA/SMA/SMK sehingga kita dalam memberikan pelatihan harus lebih ekstra padahal dalam korsp sukarela ialah praktek dari materi palang merah remaja yang lebih lagi baik dari materinya maupun prakteknya hingga akhirnya banyak yang kaget dan memundurkan diri secara perlahan sebelum mengamalkan ilmunya dimasyarakat yang membutuhkannya.(Analisis wawancara pada 7 November 2022 dengan Pak Wo).

 

Kesimpulan

 

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terkait efektivitas peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir Tanjung Emas Semarang dalam rangka penyelamatan korban manusia tahun 2022 dapat disimpulkan, bahwa:

1. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor pendukung dalam mempengaruhi peran relawan pada penanganan banjir di Tanjung Emas tahun 2022 yang dimiliki oleh kaum muda pada relawan, seperti sifat-sifat yang berempati kepada korban bencana, ingin diakui, dihargai, dipercayai dan mendapatkan pengalaman baru untuk eksistensinya dan pada kenyataannya karakter ini diinginkan oleh para kaum remaja pada relawan untuk mendapatkan kesempatan dalam mengasah keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan berorganisasi, maka para relawan tersebut perlu ditampung dalam wadah organisasi dan apabila diorganisir atau dihimpun dengan baik, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penanggulangan bencana serta dapat menangani kendala-kendala yang dihadapi.

2. Peran relawan penanggulangan bencana pada tanggap darurat banjir di Tanjung Emas Semarang 2022cukup efektif dalam melaksanakan penyelamatan korban manusia yang didukung oleh adanya: a. Kemampuan: kemampuan teknis para sukarelawan PMI kota Semarang, Korps Sukarela universitas Di Semarang dan Tenaga Suka rela PMI Kota Semarang. karena terkendala pada pemahaman SOP dan peralatan yang tidak mencukupi. Sedangkan kemampuan konseptual yang mampu memahami tujuan organisasi dan kemampuan sosial yang mampu bekerjasama dengan baik antar tim dan organisasi lain sehingga para relawan dari kedua organisasi cukup efektif dalam penanganan darurat.

b. Pengetahuan: pengetahuan tentang penanggulangan bencana para relawan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman untuk mendukung atau menunjang dalam pelaksanaan perannya. c. Motivasi: motivasi yang positif untuk menolong, mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta dapat bermanfaat bagi korban terdampak yang mengerahkan seluruh keterampilan, tenaga dan waktu untuk penyelamatan korban. Ketiga aspek tersebut masih terdapat beberapa kendala yang perlu diperhatikan dan diperbaiki agar peran relawan dapat meningkatkan efektivitasnya dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Dalam sebuah program  pelayan terutama dalam lingkup komunitas mengacu pada beberapa hal seperti hal yang tercantum dalam buku psikologi komunitas karya  Dr.Istiqomah Wibwobo, yaitu  mengutamakan prinsip pencegahan, menghargai keberagaman, menganalisa program yang tepat, dan sebagainya.

Tetapi dalam relawan juga ada assesement yang berpengaruh dalam kita menganalisisa apa yang dibutuhkan dalam sebuah bencana alam seperti halnya bencana alam didaerah Semarang yang sering terjadi dimusim penghujan yaitu banjir. Dalam menolong sendiri relawan terikat pada undang-undang nomor 1 tahun 2018 yang terdiri dari 46 pasal sebagai landasan hokum yang sah dari presiden Republik Indonesia dan AD/ART KSR UIN Walisongo sendiri sebagai landasan hukum ketika berada dalam kampus sebagai perwakilan PMI Kota Semarang.

Dalam pelatihan dasarnya sendiri selalu ditekankan pada 3 Kunci Keselamatan yaitu berpikir Positif, atur nafas dan Konsentrasi yang selalu dipraktekan dalam bertugas sebab kita akan selalu mendapatkan tekanan yang bisa mengubah mental penolong dan yang utama yaitu keselamatan penolong nomor satu karena jika penolong tidak sehat (selamat) maka bagaimana dia mau menolong orang yang membutuhkan bantuannya.

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka Buku

Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2012. Pedoman Struktur, Organisasi dan Mekanisme Kerja Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (Muhammadiyah Disaster Management Center). Yogyakarta: LPB PP Muhammadiyah.

 Miles, Matthew B, Huberman, A. Michael dan Saldafia, Johnny. 2014. Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. Third Edition. USA: Sage Publication Inc.

Sakethi, Team Mirah. 2010. Mengapa Semarang langganan Banjir Rob? Pengendalian Banjir Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Semarang: PT Mirah Sakethi

Jurnal, Dokumen dan Artikel Alfando, Johantan. 2013. Peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dalam Mewujudkan Desa Mandiri Di Desa Sidomulyo Kec. Anggana Kutai Kartanegara. eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah 2022. Rencana Kontijensi Bencana Banjir Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2022. Peran Relawan Penanggulangan Bencana. Paparan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat di Bengkulu. Burhanudin. 2015. Aplikasi Theory Of Planned Behavior Pada Intensi Mahasiswa Untuk Berwirausaha. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 6, No.1. Departemen Hukum dan HAM RI. UndangUndang RepublikIndonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Farida, Ida dan Mahmud. 2015. Pengaruh Theory Planned Of Behavior Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa FEB Universitas Dian Nuswantoro Semarang). Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 5, No.1.

Famella, Sri Wahyu Lelly Hana Setyanti dan Mufidah, Ana. 2015. Pengaruh Keterampilan Kerja, Pengalaman Kerja dan Sikap Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Rokok Gagak Hitam Kabupaten Bondowoso. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015.

Website Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Semarang. 2022. Rekapitulasi Kejadian Banjir Semarang http://bpbd.jakarta.go.id.  25 mei 2022

Wawancara dengan Pak Wo tanggal 7 November 2022 sebagai Koordinator Instruktur PMI kota Semarang dirumahnya Kendal.

Comments

Popular posts from this blog

laporan

Dawuh Masyaikh

referensi Submit jurnal