Tugas makalah

Psikologi Komunitas

Dosen Pengampu: Bapak Komari., S.Sos, M.Si.


 

Disusun oleh:

Mohamad Amarudin   (2004046034)

Afidatun Khoirunnisa (2004046035)

 

PROGRAM STUDI TASSAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

2022

 


Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrahim Alhamdulllahirobbil ‘Alamin, puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat, karunia, taufik, inayah serta hidayah-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “LGBT” dalam mata kuliah Psikologi Komunitas serta ucapan terima kasih kepada Bapak Komari S.Sos.,M.Si. selaku dosen pembimbing.

            Dari kami selaku penyusun berharap dengan disusunnya makalah ini dapat berguna serta bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan kita guna menjadikan ilmu yang dapat membuat kita semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga merasa bahwa ilmu yang diketahui serta dipahami hanyalah setetes air disamudra yang berarti hanyalah sedikit dari ilmu kita dari Yang Maha Mengetahui yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dari kami mengharapkan kritik dan saran agar nantinya dalam penyusunan tugas selanjutnya lebih baik lagi dari sebelumnya mengingat bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Semoga tugas sederhana dari kami bisa dipahami oleh semua kalangan yang membacanya terutama bagi penulis sendiri. Sebelumnya mohon maaf jikalau dalam penyusunan tugas ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Kami dari penulis meminta maaf untuk hal tersebut serta mengucapkan terimakasih telah bersedia membaca karya kami.

 

 

 

 

 

Semarang, 25 Agustus 2022

 

 

 

Penulis

 


 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………....

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A.  Latar Belakang .......................................................................................... 4

B.   Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 

C.   Tujuan Masalah ......................................................................................... 4

BAB II

PEMBAHASAN ...........................................................................................4

A.    Pengertian LGBT…………………………………………………. ……5

B.     Penyebab LGBT……………………………………………………....... 6

C.     Treatment LGBT dengan Isu yang terkait…………………………… 8

BAB III

PENUTUP .................................................................................................... 9

A.  Kesimpulan ............................................................................................... 9

B.   Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................9

 

 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang Masalah

`     Psikologi ialah disiplin ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia yang diperoleh dari hasil pengamatan dan observasi sebagai langkah awal dalam proses assessment untuk mengobati permasalahan yang dialami manusia. Psikologi Komunitas sendiri merupakan sebuah usaha pencarian berbagai kasus kekeliruan perilaku manusia dalam norma sosial dikehidupan bermasyarakat. Upayanya dengan mendukung hak setiap manusia yang berbeda tanpa ada sanksi selagi tidak melanggar norma kesusialan dalam masyarakat. Maka dari itu psikologi komunitas penting dipelajari mahasiswa sebab nanti mahasiswa setelah lulus dari perkuliahan akan mengabdi kepada masyarakat sebagai implementasi dari ilmu yang didapatkan diperkuliahan dan agen perubahan bangsa Indonesia. Di masa sekarang kita mulai ada penyimpangan dalam kehidupan sosial yaitu LGBT yang begitu kontradiktif dengan agama Islam yang mengatur manusia sesuai dengan fitrahnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:

Apa itu LGBT?

Penyebab utama seseorang berperilaku LGBT?

Apa Terapi yang bisa digunakan untuk menyembuhkan LGBT?

1.3.  Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah diatas disimpulkan tujuan masalah sebagai berikut:

Memahami apa itu LGBT

Mengetahui penyebab perilaku LGBT

Memahami treatment pada penyandang LGBT

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian LGBT

LGBT merupakan sebuah singkatan dari LESBIAN,GAY,BISEX dan TRANSGENDER. Pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal lebih jauh tentang dunia LGBT: Lesbian: Orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesame perempuan. Gay: Orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria Bisex :Sebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis kelamin baik Pria/Wanita Transgender :Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria) Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia.

       Bisa juga lesbian diartikan kebiasaan seorang perempuan melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya pula.[3] Sedangkan Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang homoseksual atau sifat-sifat homoseksual. Sedikit berbeda dengan bisexual. Biseksual (bisexual) adalah individu yang dapat menikmati hubungan emosional dan seksual dengan orang dari kedua jenis kelamin baik pria ataupun wanita (kamuskesehatan.com).Lalu   bagaimana   dengan   Transgender?   Masih   menurut   wikipedia,   transgender merupakan  ketidaksamaan  identitas gender  seseorang   terhadap   jenis  kelamin yang ditunjuk kepada dirinya.[4] Transgender adalah perilaku atau penampilan seseorang yang tidak sesuai dengan peran gender pada umumnya.[5] Seseorang yang transgender dapat mengidentifikasi dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual. Dari semua definisi diatas walaupun berbeda dari sisi pemenuhan seksualnya, akan tetapi kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara psikis ataupun biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa juga dengan sesama jenis.

Walaupun kelompok LGBT mengklaim keberadaannya karena faktor genetis dengan teori “Gay Gene” yang diusung oleh Dean Hamer pada tahun 1993. Akan tetapi, Dean sebagai seorang gay kemudian meruntuhkan sendiri hasil risetnya. Dean mengakui risetnya itu tak mendukung bahwa gen adalah faktor utama/yang menentukan yang melahirkan homoseksualitas. Perbuatan LGBT sendiri ditolak oleh semua agama bahkan dianggap sebagai perbuatan yang menjijikan, tindakan bejat, dan keji (republika.co.id, 26/01/2016).

Faktanya, faktor penyebab mengapa American Psychiatric Association menghapus pernyataannya pada kaum homoseksual sebagai “penyakit mental” adalah banyaknya aktivis gay yang memprotes konvensi American Psychiatric Association di San Francisco. Kemudian American Psychiatric Association semakin tidak nyaman dengan sikap para kaum homoseksual. Lalu American Psychiatric Association memutuskan homoseksual adalah normal (bukan penyakit kejiwaan) dengan hasil voting anggotanya 13- 0 dengan 2 abstain. Sekitar 55% dari anggota American Psychiatric Association yang suka dengan keputusan tersebut. Jadi, American Psychiatric Association menghapus homoseksual dari daftar penyakit mental tidak dipicu oleh beberapa terobosan ilmiah melainkan karena keributan yang terjadi oleh kaum homoseksual pada masa itu sehingga membuat suara mereka didengar masyarakat. American Psychiatric Association khawatir hal ini menimbulkan peningkatan perhatian masyarakat terhadap sifat palsu dari seluruh taksonomi mereka. Kemudian pada saat itu terjadi pula ancaman-ancaman yang berpotensi menyebabkan tindak kekerasan sehingga American Psychiatric Association menghapus pernyataannya mengenai homoseksual.

2.Penyebab LGBT

Pribadi yang abnormal itu pada dasarnya jauh daripada status integrasi, baik secara internal batin sendiri, begitu juga secara eksternal dengan lingkungan sosialnya. Pada dasarnya peribadi abnormal tersebut hidupnya terpinggirkan dan termarginalisasi dari masyarakat, juga sering didera oleh konflik batin, dan tidak jarang dihinggapi gangguan mental[1].

Keberadaan LGBT di dunia sudah ada sejak lama, berawal dari waktu terawal. fenomena tersebut ditemukan yaitu abad ke19an. Pada abad ke-19, American Psychiatric Assosiation (APA) masih menganggap homoseksualitas sebagai mental disorder. Seperti pada perkembangan diagnosis para pskiater di Amerika beserta risetnya, pada tahun 1952 diagnosis asli dan Statistik Manual of Mental Health (DSM) menetapkan bahwa homoksesual adalah gangguan kepribadian sosiopat.

Seiring berjalannya waktu, komunitas orang-orang LGBT mendapatkan diskriminasi yang berat dari masyarakat. Mulai dari dikeluarkan dari pekerjaan, dianggap sebagai orang gila, sebagai kriminal, dan isu-isu diskriminasi lainnya. Pada tahun 1951, Donald Webster Cory menerbitkan The Homoseksual di Amerika (Cory, 1951), yang menyatakan bahwa laki-laki gay dan lesbian adalah kelompok minoritas yang sah. Hingga tahun 1950-1970an komunitas pendukung LGBT memunculkan gerakan meminta ditiadakannya diskriminasi terhadap komunitas LGBT.

            Masyarakat melihat LGBT itu disebabkan terutama oleh faktor biologis atau genetik dan sosial (pengaruh lingkungan). Menurut masyarakat, faktor biologis memiliki peran dalam membentuk seseorang untuk menjadi LGBT. Seseorang dapat menjadi LGBT karena keturunan atau karena kelainan genetik yang dimilikinya sejak lahir. Berbeda halnya dengan faktor sosial, masyarakat menganggap bahwa seseorang yang berada di lingkungan (sosial atau kerja) LGBT pada akhirnya akan mengikuti gaya hidup dan lama kelamaan bisa tertular menjadi LGBT.

Charles W. Socarides MD beranggapan bahwa gay itu bukan bawaan sejak lahir atau genetik. Menurutnya mereka berubah karena wawasan dan berpikir secara sadar. Hal ini sejalan dengan apa yang dipaparkan sebelumnya mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dapat berubah menjadi LGBT. Faktor biologis tidak begitu dominan dalam hal ini, karena nampaknya lebih ke arah psikososial atau masa perkembangan yang dialami oleh seorang anak sejak ia lahir. Namun ini bukan berarti seorang anak lahir dengan kelainan genetik dan membuatnya menjadi memiliki orientasi seksual sesama jenis seperti yang di klaim kebanyakan kaum LGBT saat ini. Terbukti dengan adanya faktor lingkungan yang juga dapat berpengaruh terhadap seseorang untuk menjadi seorang LGBT. Seperti yang Socarides katakan bahwa LGBT telah berkembang menjadi gaya hidup alternatif bagi masyarakat. Artinya seseorang dapat menjadi LGBT dengan adanya informasi dan wawasan yang membuat pola pikir seseorang berubah dan secara tidak langsung dapat merubah orientasi seksualnya juga. Dengan demikian, LGBT dapat ditangani dengan terapi untuk merubah pola pikir mereka.

Namun LGBT masa kini sudah tidak lagi menganggap dirinya bermasalah karena sudah sejak lama adanya pencetusan anggapan bahwa LGBT bukan lagi merupakan  “penyakit mental” oleh American Psychiatric Association. Padahal di sisi lain American Psychiatric Association mengubah ketentuan mengenai fenomena LGBT tersebut bukan karena terbukti sepenuhnya secara ilmiah melainkan karena adanya intimidasi dari kaum LGBT pada masa itu sehingga membuat American Psychiatric Association merasa terganggu dengan berbagai terror yang dilakukan kaum LGBT pada lembaga tersebut.

3.Treatment pada perilaku LGBT

Seperti isu yang sedang trending di dunia perkuliahan yaiyu mahasiswa Universitas Hassanudin menyatakan bahwa dirinya netral saat ditanya wakil dekan III dengan mahasiswa Baru dengan Kalimat "Kamu mau sekali jadi perempuan atau laki-laki?" tanya Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (21/8/2022). "Tidak keduanya, ditengah-tengah. Makanya netral pak," jawab mahasiswa tersebut. Mendengar jawaban itu, sang dekan pun memanggil panitia yang berada di acara tersebut. "Halo, halo, halo, panitia ambil ini. Ambil tas mu. Kita nda terima laki-laki dan perempuan di sini. Salah satunya ji diterima," tuturnya. Dosen Fakultas Hukum Unhas Dr. Muhammad Ilham Arisaputra menyampaikan, Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas Muh Hasrul sempat menjelaskan soal jenis kelamin di dalam hukum yang berlaku.

Treatment bagi pengidap LGBT diantaranya Terapi Konseling untuk mengetahui apakah ada penyebab yang dialami dari sejak lahir tetapi dari proses terapi ini konselor juga berperan penting dalam proses penyembuhan konseli seperti halnya terapi Centered Person Carl Roger.  Menurut Dr.Fidiansyah di acara ILC gangguan jiwa ini bisa disembuhkan dengan Terapi Konseling. Selain itu bisa menggunakan terapi konversi dengan mengubah persepsi seorang tentang LGBT hamper sama dengan terapi coping maupun cognitive behavior terapi Modern.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

1.1  Kesimpulan

        LGBT merupakan penyimpangan orientasi seksual yang dilarang oleh semua agama terlebih lagi Islam. Selain karena perbuatan keji ini akan merusak kelestarian manusia, yang lebih penting Allah SWT dan Rasulullah melaknat perbuatan ini. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk melawan segala jenis opini yang seolah atas nama HAM membela kaum LGBT akan tetapi sesungguhnya mereka membawa manusia menuju kerusakan yang lebih parah.

Dalam  kenyataannya Pelaku LGBT kerap kali mengalami diskriminasi dimasyarakat padahal itu hal yang keliru sebab dari penderita LGBT itu membutuhkan dukungan secara emosional sehingga mempercepat penyembuhannya dalam mentalnya hingga kembali ke fitrahnya. Terapi bagi Pelaku LGBT diantaranya Terapi Konversi.atau terapi Konseling.

 

1.2  Saran

Alhamdulillahirrobil ‘Alamin, makalah dengan tema LGBT telah selasai kami kerjakan. Dari kami selaku penulis masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusunnya. Maka dari itu kami mengharap saran dan kritik membangun agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi. Terimakasih .

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Cory, D. W. 1951. The homosexual in America: A subjective approach. New York: Greenberg.

Drescher, Jack. Hellman, Ronald. 2004. Handbook of LGBT Issues in Community Mental Health. New York:

The Haworth Medical Press Friedman, Howard S. 2015. Encyclopedia of Mental Health. Academic Press.

Ife, Jim. 2008. Human Rights And Social Work. New York: Cambridge University Press.

Kartini Kartono, Patologi Sosial, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1981.



[1] Kartini Kartono, ibid hlm. 9-10

Comments

Popular posts from this blog

laporan

Dawuh Masyaikh

referensi Submit jurnal