‘Ismatul Anbiya karya Fakhruddin Ar-Razi (bab Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam)
Setiap Nabi dan Rasul diutus kedunia membawa risalah dan tujuannya yaitu memberikan
petunjuk dan jalan kepada umat manusia menuju jalan yang lurus.
Dalam Buku berjudul Istimatul Anbiya kema"suman Para Nabi dan Rasul didukung oleh 3
hipotesi yaitu:
Istri Para Nabi tidak seperti perempuan yang lainnya (Q.S.Al Ahzab ayat 32) dan jikalau istri
para Nabi melakukan perbuatan ingkar maka akan dilipat gandakan kepadanya adzab yg pedih
(Q.S.Al-Ahzab 30) sesuai dengan dengan Kisah Istri Nabi Luth Alaihi Wassalam.
Hukuman orang muhshan (Pelaku zina) adalah dirajam (dipendam dalam tanah tinggal kepala
saja) dan ghairu Muhshan itu dicambuk.
Budak mendapatkan hukum had separuh dari hukum had orang merdeka.
Kemaksuman Nabi Muhanmad Shallahu 'Alaihi Wassalam
Tuduhan Orang Kafir Kepada Rasulullah diantaranya:
وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى
"Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk."
(Q.S.Ad-Dhuha Ayat 7).
Didalamnya terdapat 4 tafsir menurut para Mufassir paka Kata Adh-Dhalal yaitu:
Dan dia Mendapatimu sesorang yang bingung dari kenabian,lalu dia membimbing kepadanya"
sesuai dengan Firman-Nya
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِ يْمَا نُ وَلٰـكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِنَا ۗ وَاِ
نَّكَ لَتَهْدِيْۤ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) roh (Al-Qur'an) dengan perintah
Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu,
tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing
(manusia) kepada jalan yang lurus,"(QS. Asy-Syura 42: Ayat 52)
-"Dia Mendapatimu bingung dalam mencari penghasilan"
-"Dia mendapatimu bingung disebagian padang pasir ketika masih kecil"
"Dia Mendapatimu disamarkan dalam kaum yang tidak mengenalmu, lalu dia menunjukan
mereka hingga mengenalmu"
Syubhat yang kedua bahwa sisi lahiriah setan memasukan syubhat kepada Para Nabi yang
mengurangi kepercayaan apa yang disampaikannya.
Syubhat ketiga mengatakan bahwa Rasulullah jatuh cinta kepada Zainab binti Jahsy yang
dinikahkan dengan anak angkatnya Zaid bin Haritsah. Itu hanya tuduhan Quraisy kepada
Rasulullah agar tidak lagi dipercaya.
Syubhat Keempat yaitu menuduh Rasulullah menyimpan tawanan perang,harta terbusan, harta
dunia dari perang dianggap keliru padahal perilaku itu tidak dilakukannya. Allah Azza Wa Jalla
membelanya dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 69
فَكُلُوْا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلٰلاً طَيِّبًا
Artinya: "Maka, makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu peroleh itu, sebagai
makanan yang halal lagi baik".
Syubhat Kelima disaat suatu kabilah meminta izin untuk tidak berperang, Nabi mengizinkannya.
Hingga Allah berfirman:
عَفَا اللّٰهُ عَنْكَ ۚ لِمَ اَذِنْتَ لَهُمْ
Artinya: ""Allah memaafkanmu (Muhammad). Mengapa engkau memberi izin kepada mereka
(untuk tidak pergi berperang)". (Q.S.At-Taubah ayat 43).
Maksud kalimat memaafkan yaitu upaya melembutkan ucapan.
Syubhat keenam dan ketujuh yaitu bahwa Allah telah menurukan beban kepada Rasulullah yang
menunjukan doda telah diangkat dari Rasulullah. Hal ini dibantah bahwa dosa yang dimaksud
disini adalah saat sebelum menjadi Nabi atau dosa kecil.
Syubhat kedelapan saat Rasulullah memalingkan mukanya saat kedatangan seorang buta sesuai
dengan Firman-Nya:
عَبَسَ وَتَوَلّٰۤى ,اَنْ جَآءَهُ الْاَ عْمٰى
Artinya"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,"
karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)."(QS. 'Abasa Ayat 1-
2). Hal ini dibantah sebab Rasulullah diurus untuk mengajak manusia kepada jalan yang benar.
Sesuai dengan Firma Allah dalam surat Al-Qalam ayat 4
وَاِ نَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur".
Syubhat kesembilan dengan tuduhan Rasulullah mengusir orang mukmin yang dibantah dengan
penjelasan secara lahiriah bahwa Rasulullah tidak mengusir orang mukmin yang ada pada surat
Al-Anam ayat 52. Ayat tersebut hanya melarang dan sebagai dasar untuk tidak menerima
permintaan dari kafir Quraisy.
Syubhat kesepeluh bahwa Rasulullah bertaubat dimaknai dengan berdosa padahal itu
pemahaman keliru yang seharusnya dipahami ialah tobat dari doda kecil lebih utama dari perkara
yang utama.
Syubhat kesebalas menuduh rasulullah pendosa karena Istigfar sebanyak 70 kali sehari padahal
yang harus dipahami seluruh manusia didunia yang beriman dan melakukan dosa sebagai
motivasinya untuk bertobat dengan istigfar agar tidak terjatuh pada perilaku dosa yang lebih
besar.
Syubhat kedua belas bahwa Rasulullah mengharamkan apa yang dihalalkan yaitu madu
(Tercantum dalam Surat At-Tahrim ayat 1) padahal itu hanya sebagai perilaku untuk
menyenangkan hati istrinya tetapi Allah menegurnya dan turunlah Surat At-Tahrim ayat 1.
Syubhat ketiga belas bahwa Rasulullah tidaklah bertakwa padahal maksud dari ayat
يٰۤـاَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللّٰهَ
Artinya "Wahai Nabi bertawaklah kepada Allah".
Perintah dan larangan adalah tanda kemaksuman yang tidaj terpisahkan dalam kemaksuman para
Nabi.
Syubhat keempat belas yaitu menuduh Rasulullah mempersekutukan Allah padahal makna dari
Surat Az-Zumar ayat 65 ", "Sungguh, jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.".
Ayat ini diturunkan sebagai peringatan kepada umat Rasulullah sesuai ucapan dari Ibnu Abbas
"Al-Quran turun dengan ungkapan untuk kamu, tetapi maksudnya selain kamu".
Salah satu syirik khafi (kecil) yang tidak disadari ialah Sifat Riya dalam semua perilaku baik
yang bisa menghilangkan pahalanya.
Syubhat kelima belas yaitu bahwa Rasulullah pelupa dalam firman Allah yang artinya "Kami
akan membacakan Al-Quran kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak lupa, kecuali jika
Allah tidak menghendaki" (Q.S.Al-A'la ayat 6-7).
Pengecualinnya yaitu adanya kemungkinan lupa dalam menyampaikan wahyu dari Allah. Yang
dibantah dengan kalimat "Engkau tidak akan meninggalkan sesuatu darinya kecuali yang
dikehendaki Allah, yaitu perkara sunnah atau perkara yang dihapus (Nasuk-Mansukh).
Syubhat keenam belas mengatakan Rasulullah Ragu apa yang diwahyukan kepadanya dan
dibantah dengan kalimat tidak ada manfaatnya Rasulullah diperintahkan bertanya kepada Ahlul
kitab sebelum Al-Quranul Karim.
Syubhat ketujuh belas menuduh Rasulullah berperilaku dusta yang menjadi tabiat manusia
melakukannya tetapi secara Akal dan Agama tidak sebab Para Nabi dan Rasul Ma"sum sebagai
bukti Penjagaan Allah Kepada Nabi dan Rasulnya.
Comments
Post a Comment