Subtema: Konservasi Nilai dan Karakter

“Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Pemuda-Pemudi Indonesia”


Nama Penulis : (Mohamad Amarudin)

Perguruan Tinggi : (Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang)

Alamat E-mail : ( mohamadamarudin22@gmail.com)

  No Hp   : (082328751357)


Abstrak


Nilai dan karakter pada anak bangsa sangat diperlukan mereka sebagai generasi penerus bangsa memiliki karakter pejuang seperti para pendahulunya dalam memperjuangkan negara ini agar memperoleh kemerdekaan dengan perjuangan sendiri dari segala kalangan masyarakat pada waktu tersebut. Pentingnya dalam pendidikan baik disekolah dasar maupun menengah menanamkan serta melatih tentang nilai para pejuang serta karakter bangsa Indonesia yang pantang menyerah. Sehingga penting dalam bidang pendidikan baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas bahkan sampai di perguruan tinggi untuk memberikan dalam pembelajarannya tentang pendidikan karakter dengan bekerjasama dengan pihak Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian Indonesia. Dan hasil dari pendidikan karakter tersebut kepada pemuda-pemudi Indonesia yaitu memiliki karakter pejuang seperti yang ditanamkan para pejuang kemerdekaan kita dalam mencapai kemerdekaan yaitu semangat yang membara demi kebangsaan.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter,Revolusi Mental,Nilai Para Pahlawan Bangsa

 

Subbab 1

Di era milineal yang kita rasakan bahwa para pemuda-pemudi bangsa mengalami krisis karakter seperti hilangnya sikap toleransi dan gotong royong menjadi sikap mudah marah, anarkis dan brutal yang membahayakan orang lain disekitanya jika tidak mengendalikannya emotional Quotient secara tepat. Betapa banyak kasus baik social dan yang lainnya yang berhubungan dengan para pemuda-pemudi yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain seperti halnya tawuran antar pelajar,narkoba, minuman keras dan yang lainnya yang terkesan negatif dari penilaian masyarakat umum karena melanggar norma kesusilaan. Sehingga diperlukan adanya pendidikan tentang nilai dan karakter dari bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi rasa persaudaraan sesama orang Indonesia dari sabang sampai merauke sesuai dengan azas “Bhineka Tunggal Ika”.

Subbab 2

Di era milineal ini begitu mudahnya mendapatkan sebuah pengetahuan yang belum kita ketahui melalui akses internet salah satunya google. Hal demikian mempunyai satu kekurangan diantaranya yaitu “Perkembangan teknologi membuat siswa atau murid jadi lebih tahu tentang materi atau pelajaran disekolah, tetapi mereka lupa tanpa ‘Guru’ hanyalah tahu tanpa mengerti apa maksudnya. Seperti halnya dalam ilmu agama yaitu ilmu yang tidak bersambung sanadnya (terputus disalah satu orang yang mengetahui dan memahami ilmu tersebut misalnya meninggal dunia) yang bisa jadi hanya menjadi wawasan bukan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan tentunya orang lain disekitarnya”. Sehingga perlu adanya revolusi mental serta pendidikan karakter terutama dari konsep pendidikan islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yaitu untuk usia 7th pertama jadikanlah anak sebagai raja atau ratu setelah itu di 7th kedua jadikanlah sebagai teman yang tempat bergaul dan yang lainnya kemudian di 7th ketiga jadikanlah anak sebagai sahabat yang selalu bercerita tentang kehidupannya kepada kita sebagai orang tua sambal memberi pengarahan dan pengawasan agar sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat serta agamanya yaitu islam. Dalam sebuah hadist Rasulullah yang artinya “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai nashrani, yahudi, atau majusi. Seperti hewan yang melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat buntung (pada teilnga)?. (H.R. Imam Malik dalam Al-Muwaththa No.507, Musnad Imam Ahmad no.8739, Imam Bukhari no.1358,1359,1385, dan Imam Muslim No.2658).

Subbab 3

Maka dari itu dari pihak pemerintah sebagai penguasa kepemimpinan (amir) agar memberi tugas dan wewenangnya kepada para pengajar (guru) melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan agar bisa memasukan pendidikan karakter bangsa Indonesia menjadi hal yang wajib dan harus diajarkan kepada para murid atau siswa sehingga jatidir serta karakter masyarakat Indonesia sudah ada dalam jiwa murid atau siswa sebab sedari dini sudah diajarkan tentang nilai dan karakter. Agar pemuda-pemudi sebagai penerus bangsa ini memiliki nilai dan karakter yang sesuai dengan budaya serta warisan leluhur kita yang dikenal sopan,santun yang terjaga seperti yang diajarkan dalam agama islam.

Subbab 4

Disamping dari sekolah sebagai salah satu pembentuk karakter seseorang dari segi lingkungan selain dari keluarga, maka pondok pesantren juga berperan dalam menanamkan dalam pendidikan nilai dan karakter sangat perlu ditingkatkan mengingat bahwa bangsa Indonesia merdeka juga ada perjuangan dari para santri dan kyai (Aliem Ulama) melalui pondok pesantren misalnya pondok pesantren tebu ireng. Menurut Fachrul Razi keterlibatan ormas islam dalam mensukseskan program pemerintah di kementerian agama diperlukan seperti dari tingkat yang paling rendah yaitu Ipnu dan ippnu serta yang lainnya seperti pmii pada bangku perkuliahan yang mendukung kebijakan dan program kementerian agama salah satunya yang sedang digiatkan yaitu moderasasi beragama oleh menteri Agama republik Indonesia.

Subbab 5

Maka dari itu kita sebagai orang tua haruslah memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita sebab biasanya anak mencontoh perilaku kedua orang tuanya. Dan dari sinilah kita harus meneladani Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sesuai dengan Firman Allah yang artinya: “Sungguh, telah datang kepadamu Rasul dari kaummu sendiri, sungguh berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukup Allah bagiku, tidak ada tuhan selain dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung. (Q.S.At-Taubah ayat 128-129).

Dari ayat diatas kita dapatkan bahwa Rasulullah memiliki sifat yang santun, penyayang serta mengasihi kepada siapapun yang bisa kita ambil dan praktekan kepada kedua orang tua, anak kita maupun orang lain disekitar kehidupan kita Serta pentingnya bagi yang masih berproses menjadi orang tua agar belajar ilmu parenting baik dalam psikologi maupun parenting islam sehingga nanti jikalau sudah menikah sudah siap secara psikis dan mental untuk mendidik anaknya dari pembelajarannya tentang Parenting (ilmu pengasuhan serta pendidikan untuk anak) yang harus dipelajari sebelum menikah agar nantinya sudah siap dalam mendidik anak dengan asupan-asupan keilmuan dalam diri kita, agar nanti ke depannya dalam mengarungi kehidupan yang semakin hari semakin kompleks (bermacam-macam) tantangannya , kita sudah memiliki bekal keilmuaan sebagai pondasi yang kuat.

Subbab 6

Dan dari pemerintah Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo ada kebijakan dan program revolusi mental yang mengambil ide dari presiden sebelumnya yaitu Ir.Soekarno pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1956 melihat revolusi nasional Indonesia stagnan padahal tujuan revolusi yaitu untuk meraih kemerdekaan Indonesia seutuhnya belum dicapai dari berbagai hal yang terkadang semua warga negara belum merasakan dari apa makna kemerdekaan bangsa. Di era presiden Joko Widodo revolusi mental bertujuan agar bangsa Indonesia yang sedang menghadapi 3 problem pokok bangsa yaitu merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional yang dirasakan semua kalangan terutama dari masyarakat bawah yang sangat terasa. Di kehidupan sehari-hari pelaksanaan revolusi mental agar manusia menjadi berintergritas, mau bekerja keras, dan memiliki semangat gotong royong yang merupakan budaya para leluluhur Indonesia yang harus dilestarikan. Dan dari apparat negara harus menjadi pelopor sekaligus contoh dalam pelaksanaan revolusi mental dibidangnya masing-masing dengan 3 hal yang utama diantaranya, bersinergi, membangun manejemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas apparat negara yang berdampak positif bagi warga negara Indonesia karena  revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru (dari segi fisik dan psikis) yang berhati bersih, berkemauan baja, bersemangat bak elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala dalam semangat membangun Indonesia lebih baik lagi demi mencapai generasi emas saat kemerdekaan Indonesia yang ke-100 pada tahun 2045 (tahun emas).

Subbab 7

Sehingga dari pihak pemerintah dengan program revolusi mental, dari kementerian agama dengan moderasasi beragama dan dari sistem pendidikan di Indonesia melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan dengan lebih menekankan pada pendidikan nilai dan karakter bangsa Indonesia kepada para pemuda-pemudi sebagai penerus bangsa yang maju mundurnya negara bergantung kepadanya sebagai pengganti dari para pemimpin sebelumnya.

Subbab 8

Masih kurangnya buku yang membahas tentang pembiasaan yang kemudian menjadi salah satu karakter yang bermanfaat bagi diri kita jikalau itu hal yang positif salah satunya berupa materi pendidikan, pengembangan diri, bentuk pelaksanaan pengembangan diri, factor-faktor yang mempengaruhi pendidikan pengembangan diri, pengertiaan, syarat-syarat, kelebihan dan kekurangan pembiasaan dan efisiensi dan efektivitas pembelajar tentang nilai dan karakter didalam pendidikan yang diajarkan guru kepada siswa di sekolah. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib KaramAllahu Wajha pernah berkata “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya bukan saat zamanmu didik oleh keluargamu”. Kalimat ini menegaskan bahwa kita nanti yang suatu saat akan menjadi orang tua dari anak-anak kita haruslah mendidiknya sesuai dengan perkembangan zamannya tanpa melupakan pendidikan kepada anak yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan salah satu kitab Islam yang mengajarkannya yaitu Qitab Qurrotun ‘Uyun bab pendidikan anak Karya Syeikh Imam Abu Muhammad dan kitab lainnya yang membahas tentang tanggung jawab kedua orang tua tentang pendidikan anak.


Daftar Pustaka 


Miftah, M. 2020. Pendidikan pengembangan diri melalui pembiasaan. Malang: Literasi Nusantara.

Revolusi mental membangun jiwa merdeka menuju bangsa besar diakses dari web

https://www.kominfo.go.id/contect/detail/5932

Idahram, syaikh. 2011. Sejarah berdarah sekte salafi wahabi-mereka membunuh semuanya, termasuk para ulama. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Imam Abu Muhammad ,Syeikh. 2009. Qurrotul ‘Uyun. Jakarta:Bismika.

Departemen Agama RI, 2009. Al-qur’an dan terjemahan kemenag. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema.

Hadist tentang anak yang fitrah hanya orang tuanya yang mejadikannya Nashrani, Yahudi, atau Majusi. Diakses dari ashofmuawwal.wordpress.com


Lampiran 1 scan KTM

Lampiran 2 Lembar Pernyataan

Lampiran 3 Screenshot Hasil Turnitin

 


Comments

Popular posts from this blog

laporan

Dawuh Masyaikh

referensi Submit jurnal