Tugas Praktik Konseling

TPB-4

 

Hubungan antara Konselor dan Klien

Konseling pada dasarnya merupakan suatu hubungan untuk membantu (helping relationship) yang profesional. Beberapa contoh hubungan yang professional diantaranya : dokter dan pasien, pekerja sosial dan masyrakat, pengacara dan klien, guru dan siswa. Sekalipun sama-sama hubungan profesional, tetapi masing-masing hubungan ini memiliki karateristik yang berbeda. Demikian pula dengan hubungan konseling, pasti memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan pola hubungan yang lain.

Pada dasarnya hubungan antara konselor dan klien pada proses konseling merupakan hubungan pemberian bantuan yang bersifat profesional dan memiliki keunikan tersendiri. Profesional dalam hal ini dikarenakan didasarkan pada pengetahuan khas, menerapkan suatu teknik intelektual dalam sebuah agenda pertemuan khusus dengan orang lain (klien) agar klien tersebut dapat lebih efektif menghadapi dilema, konflik ataupun permasalahan dalam kehidupannya. Keunikan ini tercermin pada kekhususan karakteristik yang terjadi antara konselor dan klien. Kekhususan ini dapat dilihat dari sasaran yang dibantu oleh konselor, metode hubungannya dan masalah yang dihadapi oleh klien.

Pada suatu hubungan bantuan (Helping relationship) ditandai oleh ciri-ciri dasar tertentu. Menurut Shertzer dan Stone (dalam Mappiare 2002:2) hubungan membantu (helping) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1)      Hubungan helping adalah penuh makna dan bermanfaat.

2)      Afeksi sangat mencolok dalam hubungan helping.

3)      Keutuhan pribadi tampil atau terjadi dalam hubungan helping.

4)      Hubungan helping terbentuk melalui kesepakatan bersama individu-individu yang terlibat.

5)      Saling hubungan terjalin karena individu yang hendak dibantu membutuhkan informasi, pelajaran, advis, bantuan, pemahaman dan/atau perawatan dari orang lain.

6)      Hubungan helping dilangsungkan melalui komunikasi dan interaksi.

7)      Struktur hubungan helping adalah jelas.

8)      Upaya-upaya yang bersifat kerja sama (collaborative) menandai hubungan helping.

Tahapan Konseling

Pada dasarnya konseling merupakan hubungan antara konselor dan klien yang sifatnya terapeutis. Menurut Mulawarman (2016) proses terapeutis tersebut menekankan adanya pengembangan hubungan terapeutis dengan klien dan mengembangkan tindakan strategis yang efektif untuk memfasilitasi terjadinya perubahan seperti yang dikehendaki. Untuk memfasilitasi terciptanya sebuah perubahan maka proses konseling memiliki tahap-tahap yang teratur dan sistematis. Secara umum proses konseling memiliki empat tahap. Menurut Brammer, Abrego dan Shostrom (1993) dalam Lesmana (2006) tahap-tahap dalam proses konseling sebagai berikut:

1.      Membangun Hubungan

Tujuan dari membangun hubungan dalam tahap pertama ini adalah agar klien dapat menjelaskan masalahnya, keprihatinan yang dimilikinya, kesusahan-kesusahannya, serta alasannya datang pada konselor. Sangat perlu membangun hubungan yang positif, berlandaskan rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran berekspresi. Konselor harus menunjukkan bahwa dirinya dapat dipercaya dan kompeten, bahwa ia adalah seorang yang kompeten untuk membantu kliennya. Sasaran berikutnya adalah untuk menentukan sampai sejauh mana klien mengenali kebutuhannya untuk mendapatkan bantuan dan kesediaannya melakukan komitmen. Konseling tidak akan membuahkan hasil tanpa adanya kesediaan dan komitmen dari klien.

2.      Identifikasi dan Penilaian Masalah

Dalam tahap ini konselor mendiskusikan dengan klien apa yang mereka ingin dapatkan dari proses konseling ini, terutama bila pengungkapan klien tentang masalahnya dilakukan secara samar-samar. Didiskusikan sasaran-sasaran spesifik dan tingkah laku apa yang ingin diubah. Intinya dalam hal ini konselor melakukakan eksplorasi dan melakukan ”diagnosis” apa masalah dan hasil seperti apa yang diharapkan dari konseling.

3.      Memfasilitasi Perubahan Terapeutis

Dalam tahap ini konselor mencari strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan. Sasaran dan strategi terutama ditentukan oleh sifat masalah, gaya dan pendekatan konseling yang konselor anut, keinginan klien maupun gaya komunikasinya. Konselor dalam tahap ini memikirkan alternatif, melakukan evaluasi dan kemungkinan konsekuensi dari berbagai alternatif, rencana tindakan. Hal ini tentunya bekerjasama dengan klien. Jadi konselor bukan tempat pembuat alternatif, pembuat keputusan namun lebih kepada memfasilitasi, memberikan wacana-wacana baru bagi pemecahan masalah kliennya.

4.      Evaluasi dan Terminasi

Dalam tahap ini konselor bersama klien mengevaluasi terhadap hasil konseling yang telah dilakukan. Indikatornya adalah sampai sejauh mana sasaran tercapai, apakah proses konseling membantu klien atau tidak. Tahap ini ditutup dengan terminasi. Dalam terminasi konselor bersama klien menyimpulkan semua kegiatan yang sudah dilalui dalam proses konseling. Selain itu konselor dapat membuat kemungkinan tindak lanjut terjadinya proses konseling kembali ataupun memberikan kemungkinan referal pada pihak lain yang lebih ahli yang berkaitan dengan masalah klien.

 

Sumber Referensi

Ø  Lesmana, J.M. 2006. Dasar-dasar Konseling. Jakarta: UI Press

Ø Mappiare, Andi. 2006. Kamus Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.

Ø  Mulawarman. 2016. Psikologi Konseling : Sebuah Pengantar BAgi Konselor Pendidikan. Semarang : Unnes

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ketentuan dalam melaksanakan tugas praktik konseling

1.      Melaksanakan praktik konseling individual dan merekam proses konseling dalam bentuk video. Pastikan suara tersengar dengan jelas.

2.      Diperkenankan praktik konseling online, tapi video dan suara diusahakan jelas

3.      Praktik konseling sesuai tema yang ditetapkan dalam pembagian kelompok. Partner untuk praktik konseling memilih dari anggota kelompoknya masing-masing.

4.      Tema yang dimaksud adalah tahap-tahap konseling, yaitu Membangun Hubungan dalam Konseling, Identifikasi dan Penilaian Masalah dan Memfasilitasi Perubahan Terapeutis. Untuk tahap evaluasi di-skip dulu untuk sementara.

5.      Dikumpulkan melalui google drive pada pertemuan berikutnya utk dilakukan evaluasi praktik konseling yang telah dibuat.

6.      Durasi yang dibutuhkan adalah rentang antara 8 menit sampai 15 menit.

7.      Mahasiswa yang tidak membuat video praktik konseling, tidak akan mendapatkan nilai tugas kedua sebesar 20% dari total keseluruhan beban nilai dalam satu semester.

8.      Daftar kelompok sesuai dengan lampiran di bawah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar kelompok praktik konseling

 

Kelompok 1 (Membangun Hubungan dalam Konseling)

 

Kelompok 2 (Identifikasi dan Penilaian Masalah)

1

2

3

4

5

6

7

8

 

 

Rosida Firdaus

Mohamad Amarudin

Af idatun Khoirun Nisa`

Agsita Fauziana

Asa Aulia Rahma

Embun Bunga Harum Cendana

Eri Mulyani

Indah Tri Kusumaningsih

 

1

2

3

4

5

6

7

8

 

Isnaeni Aryanti

Lailatul Risqiyah

Monica Aisyah Angelina

Nurdiana Felawati Putri

Puput Ariyatna

Putri Firliana Rambawani

Resti Fadila

Rina Wulandari

 

 

 

 

 

 

 

 

Kelompok 3 (Memfasilitasi Perubahan Terapeutis)

 

 

1

2

3

4

5

6

7

8

Suci Wulan Lestari

Umi Hanifah

Umi Nurfadilah

Umi Rohmatul Azizah

Virginialisanti Putri

Wirahadi Ramadhani

Yumna Amalia

Yus Rahmawati Bela

Zaqia Ulfa

Ani Jihan Halimah

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

referensi Submit jurnal

laporan

Nadhom Alala Syarh Kitab Ta'lim Muta'alim