Tugas Ulangan Akhir Semester Psikologi sosial

“Ziarah kubur kepada leluhur dan Para Waliyullah sebelum bulan suci Ramadhan”

 

Nama Kelompok

1.      Mohamad Amarudin                                    (2004046034)

2.      Agsita Fauziana                                           (2004046037)

 

            Abstraksi

Di Indonesia pada khususnya sudah tidak asing sekali dengan salah adat kebiasan berziarah kubur dihari kamis sore sebelum hari jum’at. Setiap masyarakat baik yang berada di daerah yang terpencil maupun perkotaan memiliki warisan kebudayaan yang bervariasi dan memiliki ciri berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya. Warisan budaya itu ada yang masih terlihat jelas sampai sekarang dan ada pula yang tinggal berupa artefak. Sebagian dari warisan budaya itu masih lestari dan terawat dengan baik sampai sekarang.

Tradisi berfungsi sebagai media penyampaian pesan budaya yang telah digunakan jauh sebelum manusia mengenal tulisan hingga berlanjut sampai sekarang. Sebagian besar masyarakat melestarikan upacara tradisi untuk berbagai kepentingan. Bagi masyarakat pendukungnya, pelestarian upacara tradisi untuk sebagian juga didasarkan pada alasan bahwa upacara tradisi itu sudah menjadi suatu yang lumrah karena sejaklahir mereka telah mengikuti kebiasaan itu. Upacara-upacara tradisi yang masih berkembang dalam masyarakat Jawa Tengah cukup banyak dan bervariasi, antara lain berhubungan dengan alam, daur hidup manusia, dan tokoh yang dikeramatkan (dimuliakan).

              Ziarah kubur merupakan pelajaran (ibrah) bagi peziarah bahwa mengingatkan akan kematian dan mendekatkan diri pada Allah. Ziarah sudah menjadi salah satu tradisi sebagai bentuk menghormati tokoh yang memiliki jasa dan karya bermanfaat bagi masyarakat. Kini masyarakat yang melakukan aktivitas ziarah kubur memiliki orientasi tindakan yang beragam. Salah satunya menggunakan kegiatan ziarah kubur sebagai media untuk meminta doa pada para penghuni kubur (wasilah). Masyarakat mempercayai para penghuni kubur bisa menjadi perantara mereka kepada sang Khaliq disebabkan beliau orang-orang shalih.

          Dalam segi sosial, ziarah kubur membentuk interaksi dari orang yang hidup terhadap orang yang telah meninggal , dengan tetap menjaga hubungan atau silahturahmi dalam bentuk kunjungan ke makam yang telah meninggal berupa mengirim doa, membersihkan area sekitar makam dan memberi bunga sebagai bentuk kepedulian. Mendekati bulan suci Ramadhan seringkali kita berjumpa dengan fenomena ziarah kepada para leluhur. Diantaranya ke makam Para Waliyullah yang ada di Pulau Jawa seperti Walisongo.

Ziarah ke makam leluhur maupun makam tokoh yang kesohor sangat berkait dengan unsur keagamaan. Makam dalam banyak kebudayaan dan kepercayaan di seluruh dunia menempati ruang spiritual yang istimewa. Makam menjadi salah satu titik sentral berlangsungnya ritual keagamaan, hampir sejajar dengan rumah ibadah satu agama: masjid, candi, dan lain-lain. Sebagai tempat diabadikannya jasad orang yang sudah meninggal, makam dipercaya sebagai tempat bersemayamnya ruh orang yang meninggal. Berziarah ke makam merupakan cara untuk berhubungan kembali secara spiritual dengan arwah yang dimaksud.

Budaya sekurang-kurangnya dibangun di atas empat komponen utama, yaitu spiritual, intelektual, ritual, dan moral (Koentjaraningrat,2009: 144). Ziarah makam sebagai tradisi yang memiliki akar yang kuat ke masa lalu dengan sendirinya juga memiliki keempat komponen tersebut.

Dari segi budaya ziarah kubur merupakan penghormatan dari yang masih hidup kepada yang meninggal dengan meziarahinya berupa membersihkan, memberi kembang dan sebagainya serta cara mengingatkan kepada diri sendiri bahwa nanti kita akan menyusulnya suatu hari nanti dalam tradisi jawa ada yang namanya sangkang paraning dumadi yang menjadi falsafah kehidupan orang jawa. Dari perspektif Agama kegiatan ziarah kubur bertujuan memberikan I’tibar (pelajaran) dari yang diziarahi serta mengingat kepada kehidupan akhirat serta dilarang melakukan hal yang tidak dibolehkan oleh Allah dan Rasul seperti meminta kepada jenazah sebagai perantaranya kepada Allah.  Ziarah kubur di agama diniatkan untuk memohon keridaan Allah dan memperbaiki hati serta membacakan kalimat Thayibah ditujukan kepada ahli kubur. Dan dalam ziarah kubur ada adabnya yaitu: mengucapkan salam ketika memasuki kuburan, memasukinya dengan hati yang bersih dan menunduk, tidak duduk, menginjak, atau melangkahi kuburan, ingat adanya hari akhirat dan kiamat, dan tidak melakukan apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.

 

Dalam hal ini menurut penulis ziarah kubur merupakan bukti bahwa kebudayaan sangatlah berpengaruh pada persepsi seseorang kepada lainnya serta wujud nyata kepedulian kepada yang sudah mendahului kita dengan cara menziarahinya, membersihkan area sekitar maqam dan sebagainya. Namun yang harus digaris bawahi bahwa ziarah kubur haruslah dengan niat yang baik bukan untuk meminta sesuatu yang dilarang seperti minta nomor untuk perjudian, meminta pusaka berupa musti dan lainnya yang bertentangan dengan ajaran agama islam. Dan saat mendekati bulan suci Ramadhan kegiatan ziarah kubur dilakukan sebagai proses penjernihan hati sebelum memasuki Puasa dan menilik perjuangan para ulama dalam menyebarkan agama islam khususnya dipulau Jawa.

Sebagai penutup, penulis mengutip untaian hikmah dari suri tauladan umat islam sebagai berikut:

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Karena tujuan ziarah untuk meingatkan kematian dan mengambil pelajaran, dibolehkan menziarahi makam orang-orang kafir dengan tujuan yang sama. Andaikan mereka orang-orang dzalim yang karena Allah menyiksa mereka, disunahkan menangis dan menampakkan kebutuhan kepada Allah SWT saat melewati kubur mereka dan tempat terjadinya kecelakaan mereka. Ibn Abi ad-Dunya dalam Al-Qubur menuturkan riwayat dari Aisyah RadiyAllahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Tidaklah seorang berziarah kekuburan saudaranya dan duduk disisinya, melainkan saudara yang telah meninggal itu akan menyambut dan menjawab salamnya hingga dia berdiri.

Comments

Popular posts from this blog

referensi Submit jurnal

Nadhom Alala Syarh Kitab Ta'lim Muta'alim

Buku Letting Go Dr.Hawkins