PERAN PSIKOSPIRITUAL TERHADAP SELF CONFIDENCE PADA

MAHASISWA TINGKAT AKHIR

 

Untuk memenuhi Ulangan Akhir Semester Psikologi Sufi Frager

Dosen pengampu: Royanullah S.Psi,M.Psi.T.

Download Logo UIN Walisongo Semarang PNG - Psikolif

 

Disusun oleh kelompok 1:

 

1.      Mohamad Amarudin      (2004046034)

2.      Rina Wulandari              (2004046066)

3.      Ulfa Hadiyantina           (2004046068)

4.      Maharani Siti Nur          (2004046080)

5.      Latifatus Sholihah          (2004046084)

 

 

 

 

PROGRAM STUDI TASAWUF PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2022

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tugas akhir merupakan salah satu syarat utama bagi seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana-nya, dimana  mahasiswa melakukan sebuah penelitian pada kasus-kasus atau fenomena yang terjadi dikehidupan selanjutnya dikaji dengan menggunakan teori-teori yang relevan yang sudah dipelajari selama perkuliahan dan akhirnya akan dianalisis untuk mendapatkan hasil atau jawaban dari kasus atau fenomena tersebut.

Dalam menyelesaikan skripsi sebagian mahasiswa tidak terlepas dari hambatan dan masalah yang akan dialaminya, baik dari faktor eksternal maupun internal. Pada umumnya mahasiswa dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi tanpa mengalami hambatan yang berarti dan dapat lulus tepat waktu dengan kurang lebih 8 semester. Akan tetapi sebagian besar mahasiswa menganggap menyususn skripsi sebagai pekerjaan yang sangat berat (Persepsi yang berlebihan sebelum melakukannya). Hingga beberapa mahasiswa menunda menulis skripsinya bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya, belum lagi tuntutan dari orang orag tua yang meminta anaknya lulus tepat waktu, ketakutan ketika judul yang diajukan tidak diterima maupun kurangnya persiapan yang matang serta penyusunan skripsi yang membutuhkan waktu sehingga menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa, maka dari itu pentingnya sikap percaya diri (self confidence) serta memotivasi diri sendiri yang harus diterapkan dalam keseharian mahasiswa baik di Tugas kelompok, individu seperti tugas akhir berupa skripsi.

Di dalam tasawuf, praktik puasa tradisional adalah menahan diri dari segala macam makanan, minuman, dan aktivitas seksual dari subuh hingga maghrib. Puasa sunnah secara rutin akan membentuk disiplin mental yang tinggi, hal ini memiliki arti bahwa puasa itu akan menjadi media “latihan disiplin mental’ untuk melaksanakan segala yang menjadi kewajibannya secara bertanggung jawab dan profesional.

 

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah: "Apa peran dari terapi psikospiritual untuk meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa tingkat akhir (self confidence)?"

C.    Tujuan Masalah.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulakn tujuan yaitu: Peran dari Psikospiritual dalam meningkatan kepercayaan diri mahasiswa tingkat akhir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Self Confidence

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, percaya diri merupakan percaya pada kemampuan, kekuatan, dan penilaian diri sendiri (Depdikbud, 2008). Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab (Ghufron dan Risnawati, 2010).

Percaya diri atau self confidence adalah aspek kepribadian yang penting pada diri seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri maka akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada di dalam dirinya. Sifat percaya diri ini juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Mahasiswa yang memiliki sifat percaya diri yang tinggi akan mudah berinteraksi dengan mahasiswa lainnya, mampu mengeluarkan pendapat tanpa ada keraguan dan menghargai pendapat orang lain, mampu bertindak dan berpikir postif dalam pengambilan keputusan, sebaliknya mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah akan sulit untuk berkomunikasi, berpendapat, dan akan merasa bahwa dirinya tidak dapat menyaingi mahasiswa yang lain. Kepercayaan diri merupakan salah satu syarat yang esensial bagi individu untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas sebagai upaya dalam mencapai prestasi.

Kepercayaan diri sangat mempengaruhi pada ketahanan diri seseorang dalam menghadapi berbagai hambatan (Suhron, 2017). Mahasiswa dengan kepercayaan diri yang positif akanberusaha mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi berbagai hambatan yang dapatmengganggu penyelesaian skripsinya.

Kepercayaan diri tumbuh dari proses interaksi yang sehat di lingkungan sosial individu dan berlangsung secara kontinu dan berkesinambungan. Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri (Hakim, 2002).

Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan-Nya yangmemiliki derajat paling tinggi karena kelebihan akal yang dimiliki, sehingga sepatutnyalah ia percaya dengan kemampuan yang dimilikinya, sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Surat Al-Imron Ayat 139

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمْ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hatipadahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman (Qur’an Surat 3:139).

Dalam Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Surat At-Tiin ayat 4:

لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Artinya: Sungguh, kami telah menciptakan Manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Quran Surat 95:4)

Percaya diri tercermin juga pada penerimaan atas kegagalan dan melampaui rasa kecewa yang disebabkan dalam sekejap (Krishna, 2006). Jadi, sikap percaya diri tidak hanya berorientasi pada sikap yakin pada kemampuan diri saja. Dengan adanya sikap percaya diri, akan melatih diri untuk tidak putus asa dan berjiwa besar.

Kepercayaan diri sangat mempengaruhi pada ketahanan diri seseorang dalam menghadapi berbagai hambatan (Suhron, 2017). Mahasiswa dengan kepercayaan diri yang positif akan berusaha mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi berbagai hambatan yang dapatmengganggu penyelesaian skripsinya. Anthony dalam Ghufron dan Risnawita (2010)menyebutkan bahwa percaya diri merupakansikap pada diri seseorang yang dapat menerimakenyataan, dapat menggembangkan kesadarandiri, berpikir positif, memiliki kemandirian, danmempunyai kemampuan untuk memiliki sertamencapai segala sesuatu yang diinginkan. Salahsatu aspek kepercayaan diri berupa keyakinanuntuk mampu mencapai hasil yang diharapkan.

Keyakinan yang dimiliki mahasiswa akan semakin mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seorang mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi tepat waktu. Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri yang baik memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan dalam hidup, tidak akan mudah menyerah dan tidak akan mudah mengalami kecemasanan dalam menghadapi kesulitan pada saat penyusunan skripsi. Skripsi yang tidak dapat diselesaikan tepat pada waktu akan menimbulkan kecemasanan pada mahasiswa,apabila hal tersebuttidak diatasi akan muncul pikiran-pikiran negatif yang membahayakan.

Setelah selesai mengerjakan skripsi dan mahasiswa diwisuda akan memikirkan untuk langkah panjang dalam kehidupan apakah langsung berkarier atau melanjutkan studinya yang menguji kesiapan dari mahasiswa. Sesuai pendapat Hurlock (1990) di atas, mahasiswa S1 tingkat akhir seharusnya telah menentukan pilihan dalam berkarier, sehingga mahasiswa S1 tingkat akhir sudah mulai untuk melatih diri sesuai dengan hal yang diperlukan pada karier yang akan dipilihnya.

Dalam mengatasi dan menanamkan kepercayaan diri mahasiswa dalam mengahadapi tugas akhir, dapat dilakukan dengan terapi psikospiritual yang berfokus pada puasa, yang didalamnya adalah puasa sunnah.

B.     Terapi Psikospiritual Puasa

Puasa sunnah merupakan puasa yang dikerjakan selain puasa Ramadhan. Puasa ini sifatnya sunnah, jika dikerjakan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Menurut ulama, pada dasarnya cara melakukan puasa sunnah sama dengan puasa wajib kecuali niatnya. Sekian banyak dari puasa sunnah yang ada, puasa Senin Kamis adalah salah satunya.[1] Puasa orang awam, yakni menahan tidak makan, minum dan tidak berhubungan seksual pada siang hari (dengan istrinya). Karena dalam syariat agama, hal tersebut di atas merupakan ketetapan persyaratan yang sah atau tidaknya puasa seseorang tentu sangat cocok untuk ditetapkan pada puasanya anak-anak sejak awal.[2]

Puasa khusus, selain menahan tidak makan, minum, dan melakukan hubungan seksual pada siang hari, juga menahan panca indera dari kemaksiatan. Puasa khusus bil khusus, yakni selain dua tingkatan puasa di atas juga tidak mengingat segala sesuatu selain Allah di dalam hatinya. Tingkatan ini merupakan yang paling berat, sehingga yang mampu menjalankan hanyalah hamba-hamba Allah pilihan saja yaitu para Arifin atau Arif billah.

Puasa sunnah secara rutin akan membentuk disiplin mental yang tinggi, hal ini memiliki arti bahwa puasa itu akan menjadi media “latihan disiplin mental’ untuk melaksanakan segala yang menjadi kewajibannya secara bertanggung jawab dan profesional. Orang yang berpuasa tidak akan kendur semangat kerjanya walaupun tanpa diawasi pimpinannya, karena ia merasa Sang Maha Pengawas selalu memantaunya. Jika “latihan disiplin mental” ini berhasil, maka ia akan membawa orang-orang di sekelilingnya berjalan sesuai ketentuan yang berlaku, ketentuan dari Allah SWT. “latihan disiplin mental” ini seakan-akan menjadi upaya pembiasaan secara berkelanjutan serta mengandung nilai ibadah yang sangat tinggi.[3]

Di dalam tasawuf, praktik puasa tradisional adalah menahan diri dari segala macam makanan, minuman, dan aktivitas seksual dari subuh hingga maghrib. Robert Frager, dalam bukunya “Psikologi Sufi Untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh” memberikan latihan praktik yang dapat dilakukan, yakni: Cobalah praktik ini selama satu minggu. Setiap hari, pastikan Anda meminum satu atau dua cangkir air ataupun sari buah, dan juga protein. Hal ini dapat membuat puasa lebih mudah.[4]

Setelah Anda bersantap, setidaknya lima belas menit sebelum subuh, gosoklah gigi Anda dan berniatlah berpuasa pada hari yang akan tiba, semata karena Tuhan dan bahwa Anda telah memilih latihan diri ini dengan sungguh-sungguh, bukan untuk menurunkan berat badan ataupun untuk alasan-alasan duniawi, tetapi untuk meraih rida Allah. Puasa juga mendekatkan diri kepada para malaikat, yang tidak membutuhkan makan.

Ketika matahari terbenam, Anda dapat berbuka. Jika memungkinkan, jamulah orang lain atau makanlah bersama-sama dengan orang lain. Diriwayatkan bahwa kita berada sangat dekat dengan Tuhan pada saat kita menikmati suapan pertama. Jangan berpuasa tanpa berkonsultasi dengan seorang dokter. Jika Anda menderita penyakit rendah gula darah, atau beberapa reaksi kuat lainnya terhadap puasa, berhentilah berpuasa atau gantilah dengan puasa parsial, yaitu puasa dengan meminum air ataupun sari buah manis pada siang hari.[5]

Puasa memberikan efek tenang dan damai yang pada gilirannya membangkitkan energi mental yang positif, penuh semangat, optimis, dan percaya diri dalam menghadapi apa pun, terutama hal ini akan menjadi bagian yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang tengah mengalami problema dalam menghadapi tugas akhir. Puasa Senin dan Kamis merupakan indikator yang paling dominan terhadap peneladanan tokoh terbesar dunia sekaligus manusia pilihan Tuhan (Muhammad SAW) tersebut. Dari Aisyah, beliau mengatakan, “Rasulullah SAW biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai).

Dalam pembahasan kita kali ini terfokus pada bagaimana puasa dapat bermanfaat untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Dalam menjalankan ibadah puasa seseorang dituntut untuk mengalahkan hawa nafsunya yang tentu saja bukan suatu perkara yang mudah. Namun ketika seseorang tersebut telah melakukanya dengan baik maka ia akan mendapatkan sebuah kebermanfaatan yang besar, dan membuat seseorang semakin percaya diri karena telah lepas dari belenggu keinginan hawa nafsunya yang sekedar kebutuhan syahwat saja. Rasa percaya diri dapat menjadikan seseorang mampu untuk mengadapi rasa takut, membuat seseorang semakin yakin untuk memulai sesuatu tanpa ada bayangan ketakutan dan ketidak percayaan diri yang menghantuinya.

Rasa percaya diri diharapkan dapat membentuk sikap dan karakter seseorang untuk dapat mengadapi tantangan di kehidupan yang akan datang. Seseorang yang percaya diri mampu menganalisa bagaimana perilaku yang ideal untuk dirinya, menilai dirinya adalah pribadi yang baik, menentukan sikap ketika akan berbuat sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya di mata orang lain. Seorang mahasiswa akhir yang memiliki sikap percaya diri diharapkan mampu berinteraksi dengan resiko-resiko yang akan dihadapinya, mengubah dampak negatif dari resiko menjadi suatu hal yang dapat diprediksi sehingga seseorang siap untuk menghadapinya, dan dapat mengontrol resiko tersebut hingga menjadi suatu tantangan yang ingin diarunginya bahkan sampai ia jinakkan. Karena rasa takut tidak akan pernah mendatangi seseorang yang memiliki mental yang kuat serta tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

KESIMPULAN

 

Self confidence merupakan hal yang perlu dimilik oleh setiap mahasiswa di Indonesia karena untuk menghadapi tantangan di perkuliahan dan masa depan setelah wisuda itu yang menentukan dalam kehidupan kita. Tanpa adanya kepercayaan diri maka akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada di dalam dirinya.

Puasa sunnah secara rutin akan membentuk disiplin mental yang tinggi, hal ini memiliki arti bahwa puasa itu akan menjadi media “latihan disiplin mental’ untuk melaksanakan segala yang menjadi kewajibannya secara bertanggung jawab dan profesional. Puasa memberikan efek tenang dan damai yang pada gilirannya membangkitkan energi mental yang positif, penuh semangat, optimis, dan percaya diri dalam menghadapi apa pun, terutama hal ini akan menjadi bagian yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang tengah mengalami problema dalam menghadapi tugas akhir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

REFERENSI

 

Coopersmith, S. (1987). Self-esteem inventories (SEI): Self-esteem inventories. Palo Alto: Consulting Psychologist Press.

Gonzalez, M. A. (2008). Career Marturity : A Priority for secondary education. Electronic Journal of Reaserch in Educational Pshcology, 6(3), 749-772.

Alwisol. (2002) Psikologi Kepribadian, Malang: Penerbit Universitas Muhammdiyah

Malang

Yulianto, F., & Nashori H. F. (2006). Kepercayaan Diri dan Prestasi Tae Kwon Do

Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas Diponogoro Nomor 1

Tahun 3 2006, 55-62

Mardatillah. (2010). Pengembangan Diri. STIE Balikpapan: Madani.

Mastuti, & Aswi. (2008). 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta: PT. Buku Kita

Arsyad, Khairul. 2016. Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran A. 2013 UII Yogyakarta, (Yogyakarta: UII)

Robert Frager. 2014. Psikologi Sufi Untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh terj. Hasmiyah Rauf, (Jakarta: Zaman)

Susetya, Wawan. 2007. Fungsi-fungsi Terapi Psikologis dan Medis di Balik Puasa Senin Kamis, (Yogyakarta: Diva Press)

Suyadi. 2007. Keajaiban Puasa Senin Kamis, (Yogyakarta: Mitra Pustaka)

 



[1] Wawan Susetya, “Fungsi-fungsi Terapi Psikologis dan Medis di Balik Puasa Senin Kamis (Yogyakarta: Diva Press)

[2] Khairul Arsyad, “Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran A. 2013 UII Yogyakarta” (Yogyakarta: UII, 2016)

[3] Suyadi, “Keajaiban Puasa Senin Kamis” (Yogyakarta: Mitra Pustaka)

[4] Robert Frager, “Psikologi Sufi Untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh” terj. Hasmiyah Rauf (Jakarta: Zaman, 2014), h. 268

[5] Ibid., h. 269

Comments

Popular posts from this blog

laporan

Dawuh Masyaikh

referensi Submit jurnal