Nama: Mohamad Amarudin

NIM : 2004046034

Matkul: Psikologi Abnormal

Dosen Pengampu: Ibu Otih Jembarwati, S.Psi.M.A

Ulangan Akhir Semester

1.      Definisi Perilaku Abnormal

2.      Dinamika Perilaku Abnormal

3.      Simpthon Gannguan Obsesive Compulsive Disorder

4.      Jelaskan Tahapan penanganan Gangguan Jiwa, gangguan Obsesive Compulsive Disorder dari mulai Assesmen, diagnosa sampai Terapi. Pergunakan PPDGJ

5.      Berikut Kasus silahkan bahas dengan menggunakan teori dalam Psikologi Abnormal. Diagnosis dan PPDGJ

Jawaban

1.      Perilaku Abnormal ialah sikap atau perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku normal atau berbeda dari keadaan intergrasi ideal.Perilaku abnormal bersesuain dengan gangguan mental atau mental disorder dan semacamnya, tetapi dalam konteks yang lebih luas perilaku abnormal ini bersamaandengan perilaku maladaptif.Perilaku maladaptif merupakan kesalahan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan ataupun sosial suatu daerah. Istilah perilaku maladaptif diperlukan untuk kerangka kerja konseptual tentang perilaku abnormal yang memiliki konsekuensi yang tidak diharapkan baik bagi individu maupun kelompok. Gangguan ini bukan hanya pada Psikosis dan neurosis tetapi pola-pola individu atau kelompok seperti contohnya sikap prasangka etis yang berlanjut dengan adanya keterasingan dan apati.

perilaku abnormal dikenal juga dengan perilaku individu yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri permasalahan perilaku, perasaan kurang adekuat, kegagalan, ketidak bahagiaan. Area dalam bidang psikologi yang berfokus pada perilaku maladaptif, sebaba, akibat dan tritmen (sarason, 1984).

2.      Dinamika Perilaku Abnormal ada 3 teori diantaranya:

Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni Sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tidak sadar (unconscious). Peta Kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsikan unsure cermati dalam setiap event Mental seperti berfikir dan berfantasi. Freud mengenalkan tentang Id,ego dan superego Treatmen psikoanalisis yang dikembangkan oleh freud adalah untuk mebawa hal-hal yang ditekan dan tidak Disadari ke alam sadar.

Pendekatan behavioristik mencoba mengubah tingkah laku yang termasuk abnormal, baik yang Tergolong neurotik, psikotik ataupun tingkah laku manusia yang tergolong normal.Penyimpangan tingkah laku dapat berbentuk ngompol, gagap, pobia, obsesi dan kompulasi, Histeria, tiks, psikopat, kriminalitas, dll.Pendekatan behavioristik cenderung bersifat direktif dan memberi arahan kepada konseli. Konselor memilliki posisi aktif untuk membantu konseli mengubah perilakunya.Dalam metode Pengkondisian klasik, model yang sering dipakai adalah disentisisasi sistematis, flooding, dan Hypnosis sedangkan di era selanjutnya teknik yang digunakan adalah self-management, Shaping, modeling, assertiveness training.

Perilaku abnormal merupakan perkembangan konsep self yg terganggu. Konsep self yang terdistorsi membuat individu menjadi asing dengan diri mereka yang sebenarnya. Pandangan humanistik ini terkadang disebut juga sebagai perspektif fenomenologis karena melibatkan usaha untuk memahami pengalaman subjektif atau fenomenologis dari orang lain aliran pengalaman sadar yang dimiliki orang tentang “berada di dunia”.

Paradigma fenomenologi juga erat kaitannya dengan studi kesadaran (study of consciousness). Beberapa metode bisa diterapkan dalam melakukan studi pengalaman sadar adalah dengan mendeskripsikannya atau menginterpretasikannya untuk dihubungkan kepada konteks yang relevan. Menurut Husserl mengenai teori fenomenologi murni/transcendental, terdapat 6 konsep kunci yaitu intensionalitas, noema, noesis, epoche

(reduksi fenomenologis), reduksi eidetik, dan esensi pengalaman.

3.      .obsesi,Merasa Tertekan atau cemas Maupun dengan Ciri Kedua-duanya (obsessions,Compulsions, or both)

Waktu yang dilakukan berulang kali untuk melakukan suatu aktivitas seperti mencuci tangan (Time Consuming/distress to daily Life)

Tidak berpengaruh di psikologi walaupun mengonsumsi Zat Medis atau obat-obatan (not Psychologis effect of substance medical condition)

Tidak jelas dalam menjelaskan ciri-ciri disorder lainnya (not better explaned by another Disorder)

4.      Proses asesment diawali dengan Wawancara dan observasi Klinis untuk mengetahui penyebab utama dari OCD seorang. Life/self record: mengetahui motif yang disembunyikan, penyangkalan, hambatan, dan kesulitan klien.Home visit: Kondisi lingkungan sosial klien. Asesment Behavioral: Analisis Fungsional. Pemfungsian Psikofisiologis: Neurologis.  Tes psikologis: proyektif/non-proyektif.

Proses diagnosis

Anamnesa; alasan berobat, riwayat (gangguan, perkembangan, lingkungan sosial, pekerjaan, dsb)

Pemeriksaan; fisik, status mental, laboratorium, evaluasi psikologis

 Diagnosis; multiaksial

Prognosis; peramalan kemungkinan dan akhir suatu gangguan

 Terapi

Tindaklanjut

Terapinya dengan beberapa model seperti:

Psikodinamika (asosiasi bebas, analisis mimpi, dsb)

Behavioristik (Modifikasi perilaku)

Kognitif/Kognitif-behavioral (CBT dan REBT)

 Humanistik (CCT)

Eklektik

Terapi Biomedis

Dan selanjutnya dalam terapi ada 7 langkah yaitu:

Tahap 1: membina hubungan

• Tahap 2: membangkitkan minat dan membahas perlunya bantuan

• Tahap 3: menetapkan tujuan dan menjelajahi berbagai alternatif yang ada

• Tahap 4: bekerja dengan masalah dan tujuan

• Tahap 5. Membangkitkan kesadaran untuk berubah

• Tahap 6. Perencanaan dan kegiatan

• Tahap 7. Evaluasi hasil

 

5.      Pencetusnya karena kurang pemahaman dari Individu tentang dirinya (Gender dan seksualitas) sehingga ada gangguan pada kepribadiannya yang menjadikan LGBT. Dalam PPDJ Ada beberapa gangguan Jiwa karena Kepribadian seperti anxiet, OCD dan Gangguan kepribadian Karena Gen, dan lain sebagainya.

Terapi Yang digunakan bisa menggunakan Terapi Konversi walaupun ini berakibat pada kesehatan korban. Atau terapi gangguan orientasi seksual. Serta dukungan dan support dari orang terdekat penderita LGBT dan Lingkungan normal yang mendukung untuk perkembangan (pengembalian jati diri dari Korban ke gender aslinya misalnya Pria yang maskulin).

Dalam buku ppdgj pembahasan pada point F62-F68 (Perubahan Kepribadian <> Non Organik, gangguan Impuls, gangguan seks)

Penjabarannya diantara gangguanya ialah:

Ø  (F64: gangguan identitas jenis kelamin)> Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak-kanak dengan gambaran esensial untuk diagnosis sebagai berikut:

-keinginan anak yang mendalam dan menetap untuk menjadi jenis kelamin lawan jenisnya, disertai penolakan terhadap perilaku, atribut dana tau pakaian yang sesuai untuk jenis kelaminnya, tidak ada rangsangan seksual dari pakaian

-Manifestasi pertama timbul pada usia pra sekolah, gangguan tampak sebelum fase pubertas

-pada kedua jenis kelamin , kemungkinan ada penyangkalan terhadap struktur anatomi jenis kelamin sendiri walaupun ini jarang terjadi

-dirinya menyangkal bahwa mengalaminya, meskipun mereka mungkin tertekan oleh konflik dengan keinginan orang tua atau kawan sebayanya dan oleh ejekan atau penolakan oleh orang yang berhubungan dengan dirinya disekitarnya.

(F66: Gangguan Psikologis dan Perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual)>Gangguan Maturitas Seksual dengan cirinya individu menderita ketidakpastian tentang identitas jenis kelaminnya atau orientasi seksualnya, yang menimbulkan kecemasan dan depresi, paling sering terjadi pada remaja yang tidak tahu apakah mereka homoseksual,heteroseksual, biseksual dalam orientasi seksualnya, atau pada individu yang sesudah suatu periode orientasi seksual yang tampak stabil, seringkali dalam jalinan hubungan yang telah berlangsung lama, menemukan bahwa orientasi seksualnya berubah.

Comments

Popular posts from this blog

referensi Submit jurnal

laporan

Nadhom Alala Syarh Kitab Ta'lim Muta'alim