Mohamad Amarudin
UIN Walisongo
hikmah isra mi'raj dalam pandangan ibnu 'Arabi (Fushuhs Al Hikam)
Dalam bab terakhir membahas tentang hikmah tentang Rasulullah Shallahu 'Alaihi Was salam. salah satu hikmahnya yaitu 3 hal yang dicintakan kepadaku didunia ini dari duniamu adalah wanita, wewangian dan shalat. 3 elemen tersebut saling menyempurnakan sebab semuanya memiliki makna simbolik yang mengilustrasikan beberapa aspek triplisitas dan polaritas. wanita dimaknai sebagai aspek dan sifat kutub kosmik yang berupa kosmik memiliki multiplisitas, sifat dasar, bentuk, tubuh, reseptivitas, produktivitas, kejadian, keindahan, dan pesona. secara kosmik multi segi mereflesikan keindahan yang tak terbatas Milik-Nya pada illahi dari esensial dirinya sendiri diumpamakan seperti cinta dan hasrat menjadi nafas rahmat serta ruh-Nya dituangkan dalam penyerapan energi iradah illahi sebagai reintegrasi yang berkesan dari iradah illahi.
Dalam konteks manusia, pria sebagai wakil ruh memulai secara konstan dari feminim mikrokosmik untuk menuangkan kehidupan serta energi pria itu menjadi kosmik dan pengalaman alamiah bagi wanita. gangguan melupakan pria dari pengingatan akan ruh yang diamanahi sebagai khalifah fil 'Ard sebagai tugas khusus dari sang illahi. kesinambungan total dari kehidupan tentang kosmik ini diperumpakan dengan penyerapan dalam penyatuan seksual yang diperbaiki dan dibersihkan melalui reintegrasi dan pemurnian pengingatan menjadi alam ruh sebagai hasil akhirnya.
bagaimanapun kita berasal dari wanita dan pria yang bersama, oleh sebab itu pria dapat sempurna merenungkan Allah pada wanita karena pada wanita sang pria merenungkan penghambaanya, penguasaannya serta penyatuannya dengan wanita secara mikrokosmik dan pria senduri mengalami peleburan pengalaman polar yang realistis. keindahan wanita menarik yang jauh dan memperdayakan pria sebagai refleksi sempurna pria dalam keindahan formal. sedangkan keindahan spiritualnya, keindahan wanita menjadi tanda atau petunjuk (ayah) inti dari yang dia dipelajari dalam mengenal diri sejatinya serta mengenal pencipta-Nya.
elemen kedua wewangian dimaknai simbol halus dan fleksibel yang meminjamkan dirinya pada pemaduan dari salah satu elemen polar tersebut. wewangian, aroma maupun keharuman adalah menyejukan sekaligus mendorong orang pada ingatan kesenangan pada wanita atau ketentraman kehidupan serta menajamkan kesadaran spiritual. singkat kata wewangian bukanlah elemen fisik maupun elemen spiritual melainkan lambang dari arus rahmat kreatif dan juga nostalgia spiritual yang menggambarkan ruh manusia kembali kepada sumbernya yaitu Allah.
elemen ketiga disimbolkan sebagai ruh dan refleksi pada manusia yaitu shalat yang mengalihkan manusia dari dunia berupa urusan-urusan kosmik dan membuat sepenuhnya menyadari dia dari mana asalnya dan akan kembali pada siapa tanpa ditawar-tawar lagi. seperti halnya wanita, ia memiliki keharuman sendiri untuk mengingatkan dan menghibur dunia jiwa yang letih.
Ibnu 'Arabi mencoba menginterpretasikan sabda Rasulullah secara linguistik dengan cara yang spesial seperti sugesti berupa wanita adalah bentuk feminim dan maskulin sebagai arti wewangian yang ditempatkan antara dua kata feminim berupa kata shalat. banyak orang menduga bahwa kesan yang tidak khas ini masih merupakan cara lain mengungkapkan bahwa rahmat yang memiliki daya cipta mengesampingkan serta mencakup rahmat reintegrsi. dengan kata lain objek pengetahuan apakah kosmik ataukah esensial dapat dipikirkan sebagai feminim sebagai subjek yang mengetahui apakah kreatif ataupun penegasan diri dapat disimpulkan sebagai maskulin. sehingga dikenali aspek feminim dari realitas apakah bagian batin ataukah bagian lahir dan kita mengetahui aspek maskulin dari realitas apakah secara lahiriah ataukah secara bathiniah.
Comments
Post a Comment